yunias19ocean.blogspot.com

Ya'ahowu. Selamat Datang di NdiLo Blog___yunias19ocean.blogspot.com

Rabu, 30 Juni 2010

TEKNIK BUDIDAYA IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO)



"TEKNIK BUDIDAYA IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO)
DI DESA PARTALIJULU TARUTUNG.
(OLEH : YUNIAS DAO)


I PENDAHULUAN

1.2 Latar Belakang

Secara ekonomis usaha budidaya ikan sangat menguntungkan dan juga sangat mendukung bagi pemenuhan gizi masyarakat. Sejalan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan manfaat ikan, maka tingkat kebutuhan akan daging ikan semakin meningkat.

Ketersediaan sumberdaya perairan yangluas dan sumberdaya manusia yang melimpah merupakan modal dasar untuk meningkatkan dan mengembangkan pembangunan perikanan di Indonesia.

Ikan mas (Cyprinus carpio) banyak dikonsumsi karena rasanya yang enak, gurih dan mempunyai kandungan gizi yang tinggi. Berdasarkan data yang diperoleh dari Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI (1981), ikan mas mengandung protein 4,5 gram, karbohidrat 23,1 gram, dan lemak 0,2 gram. Selain itu mengandung kalori, fosfor (P) 134 mg, kalsium (Ca) 42 mg, besi (Fe) 1 mg, Vitamin B1 0,22 mg dan air sebanyak 71 mg. Tidak mengherankan bila minat masyarakat untuk mengosumsi ikan mas semakin meningkat seiring dengan peningkatan taraf hidup masyarakat.

Budidaya ikan mas semakin berkembang dan diminati oleh masyarakat untuk di kembangkan dalam bentuk usaha, baik itu usaha pembenihan maupun pembesarannya. Ikan mas mas termasuk ikan konsumsi yang tergolong mudah dalam pemeliharaannya karena cenderung bersifat adaptif (mudah menyesuaikan diri) terhadap lingkungannya, pertumbuhannya cepat, dan tahan terhadap berbagai jenis penyakit serta mempunyai peluang usaha yang potensial untuk dimanfaatkan dan dikembangkan.

Didorong oleh beberapa kelebihan tersebut di atas, maka para pembudidaya ikan tertarik untuk mengusahakaanya dengan melakukan kegiatan budidaya, baik itu pembenihan maupun pembesaran dalam berbagai sistem dan intensitas budidaya. Salah satu unit lokasi usaha pembenihan ikan mas (Cyprinus carpio) dilakukan oleh pembudidaya ikan di Desa Partalijulu, Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan daripada praktikum ini adalah sebagai berikut.

  1. Untuk mengetahui teknik pembenihan ikan mas (Cyprinus carpio) yang baik dan tepat.
  2. Untuk mengetahui berbagai permasalahan dalam pengembangan dan peningkatan usaha pembenihan ikan mas.
  3. Untuk mengetahui keadaan masyarakat khususnya pembenih ikan di Desa Partalijulu Tarutung.


II PEMBAHASAN

2.1 Waktu Dan Tempat

Kegiatan praktikum ini dilaksanakan mulai tanggal 20-21 Juni 2009 di kolam pembenihan ikan mas (Cyprinus carpio) Desa Partalijulu Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara.

2.2 Alat Dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan selama pelaksanaan praktikum ini adalah sebagai berikut.

1. Bahan :

  • Induk ikan mas : 2 ekor induk betina, 6 ekor induk jantan
  • Pakan

2. Alat :

  • Kolam Pembenihan :2 Unit
  • Kakaban : 8 buah
  • Kolam penetasan telur : 1 unit

2.3 Teknik Pembenihan

Pembenihan merupakan kegiatan pengelolaan reproduksi untuk megembangkan ikan yang akan dibudidayakan sehingga diperoleh benih ikan dalam jumlah banyak dan berkualitas baik. Teknik pembenihan ikan mas di kolam ikan Desa Partalijulu, Tapanuli Utara dilakukan secara alami (tradisional) dengan beberapa tahapan perlakuan sebagai berikut.

1. Persiapan Kolam Ikan.

Berhasil tidaknya budidaya itentukan oleh persiapan dan pelaksanaan yangbaik, salah satunya adalah persiapan kolam. Jika kolam sudah memenuhi syarat maka kegiatan budidaya dapat dilakukan.

Adapun persiapan-persiapan yang perlu dilakukan antara lain adalah persiapan kolam yang akan digunakan baik kolam untuk pemijahan, kolam penetasan telur maupun kolam benih, dengan membersihkan dan menjemur kolam dengan mengeringkan kolam terlebih dahulu selama 5-7 hari kemudian dimasukan air setinggi sekitar 40 cm.

2. Seleksi Induk

Untuk menghasilkan benih yang berkualitas baik dan jumlah telur yang banyak, maka peru seleksi induk/calon induk. Penyeleksian induk ikan mas di kolam pembenihan ikan Desa Partalijulu Tapanuli Utara dilakukan dengan menyeleksi induk jantan dan induk betina dari kolam induk.

Di kolam induk penangkapan induk betina dilakukan dengan dengan penyisiran kolam dengan menggunakan jaring yang sudah disiapkan khusus untuk menangkap induk. Setelah ditangkap induk-induk tersebut diseleksi sesuai dengan kriteria induk yang baik. Untuk mengetahui induk betina ikan mas yang matang gonad dapat dilihat dengan ciri-ciri seperti yaitu perut membesar dan lubang urogenitalnya berwarna kemerahan. Sedangkan untuk induk jantan yang matang gonad lubang urogenitalya menonjol dan apabila diurut secara perlahan akan mengeluarkan sperma berwarna putih susu.

3. Pemijahan

Pemijahan ikan yang dilakukan di Desa Partaijulu Tapanuli Utara adalah teknik pemijahan secara alami (international). Pemijahan biasa dilakukan pada sore hari dengan memasukan induk ke dalam kolam dengan perbandingan 1 ekor induk betina dengan bobot 1,5-3 Kg berumur sekitar 2 tahun dan induk jantan sebanyak 3-5 ekor dengan bobot 250 gram/ekor berumur sekitar 1 tahun.

Setelah induk jantan dan betina dimasukan ke dalam kolam pembenihan kemudian dilanjutkan dengan pemasangan kakaban di sekitar penggir dasar kolam. Kakaban merupakan media tempat menempelnya telur. Kakaban dibuat dari ijuk yang disusun memanjang (sesuai dengan keadaan kolam), sebelum kakaban digunakan atau setelah selesai digunakan biasanya kakaban tersebut dibersihkan dan kemudian dikeringkan engan tujuan agar hama dan penyakit hilang sehingga telur yang menempel tidak terserang penyakit.

Pemasangan kakaban dilakukan dengan meletakan kakaban di tempat yang diinginkan kemudian pinggiran kakaban ditancap dengan patok (dari kayu atau bambu) , agar kakaban bisa tenggelam atau menetap di pinggiran dasar kolam.

Setelah itu dilanjutkan dengan pemberian pakan pada ikan berupa dedak dengan melemparkannya di tengan kolam (induk ikan biasanya berkumpul di tengah kolam) hal ini bertujuan agar untuk merangsang induk untuk memijah dan diperlirakan induk melakukan pemijahan pada malam hari.

4. Pengumpulan Telur

Pada pagi hari telur-telur akan terlihat menempel di kakaban. Telur-telur tersebut kemudian dipindahkan ke kolam penetasa yang telah disiapkan sedangkan induk ikan dipindahkan ke kolam pemeliharaan induk.

Kakaban yang berisi telur kemudian di letakan dalam kolam penetasan dibawah permukaan air setinggi + 10 cm, pinggir kakaban di tancap dengan patok (dari bambu atau kayu) agar bisa tetap tenggelam. Diperkirakan telur akan menetas setelah 2-3 hari selama proses penetasan telur air harus mengalir secara kontinyu.

Penetasan telur merupakan proses pemisahan larva dari cangkangnya, sering terjadi pada waktu yang sama. Telur hasil pemijahan akan menempel pada serabut kakaban, telur yang baik kelihatan segar, mengkilap dan kelihatan bulatan kecil inti di tengahnya. Sedangkan telur yang tidak baik berwarna putih keruh. Telur yang baik akan menetas menjadi larva sedangkan telur yang kurang baik akan membusuk.

III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari uraian-uraian tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa ikan mas(Cyprinus carpio) merupakan salah satu komoditas perikanan yang dudah dikenal masyarakat karena kandungan gizi yang tinggi, mudah dibudidayakan dan mempunyai peluang usaha yang potensial bila diusahakan secara optimal dengan meningkatkan teknologi budidaya dan sistem usaha.

Salah satu kegiatan dalam budidaya ikan adalah pembenihan. Dalam kegiatan pembenihan meliputi tahapan perlakuan seperti perisapan kolam, seleksi induk, pemijahan dan pengumpulan telur.

Desa Partalijulu merupakan salah satu desa yang terdapat di Kabupaten Tapanuli Utara dimana sebagian besar masyarakatnya mayoritas sebagai pembudidaya ikan mas. Benih ikan mas dipasarkan dengan cara dijual secara langsung kepada petani ikan atau berhubugan dengan agen untuk kemudian dijual kepada petani ikan.

3.2 Saran

Dari kesimpulan tersebut di atas, maka disarankan :

1. Melakukan tahapan kegiatan pembenihan ikan mas dengan baik seuai dengan prosedur pembenihan.

2. Dalam penyeleksian induk sebaiknya dipilih induk yang benar-benar berkualitas dan bebas dari penyakit.

3. Pemberian pakan ikan dilakukan secara teratur dan baiknya menggunakan pakan yang berkualitas untuk mempercepat pertumbuhan ikan.

4. Pengelolaan kolam seperti pengeringan, pembersihan dan pemberian pupuk harus dilakukan secara teratur dan rutin.

5. Pembenihan ikan di kolam ikan Desa Partalijulu masih bersifat tradisional, perlu pengenalan teknologi budidaya yang intensif.

BIOLOGI PERIKANAN

Nama

: Yunias Dao

NPM

: 08. 00. 001

Data Pertumbuhan benih ikan mas (Cyprinus carpio)



Awal penelitian

Minggu I

Minggu II

Minggu III

Minggu IV

Akhir Penelitian

Perlakuan I

Panjang

2,98

4,69

5,21

6,18

7,68

8,22

Berat

0,97

1,79

3,58

5,21

8,17

10,11

Perlakuan II

Panjang

2,58

4,84

5,96

6,85

7,79

9,12

Berat

0,82

1,92

3,75

5,42

8,62

11,28

Perlakuan III

Panjang

2,82

4,82

6,02

6,93

8,05

11,82

Berat

0,91

1,96

4,24

6,02

8,48

13,58

Hasil Pengukuran

Perlakuan I

Panjang Nisbi

0,57

0,74

1,07

1,57

1,75


Berat Nisbi :

0,84

2,69

4,37

7,42

9,42


Panjang Mutlak

5,24






Berat Mutlak :

9,14





Perlakuan II

Panjang Nisbi

0,87

1,31

1,65

2,01

2,53


Berat Nisbi :

1,34

3,57

5,6

9,51

12,75


Panjang Mutlak

6,54






Berat Mutlak :

10,46





Perlakuan III

Panjang Nisbi

0,7

1,13

1,45

1,85

3,19


Berat Nisbi :

1,15

3,65

5,61

8,31

13,92


Panjang Mutlak

9






Berat Mutlak :

12,67





Total


Total Panjang

Total Berat

Panjang Mutlak

Berat Mutlak

Perlakuan I

5,7

24,74

5,24

9,14

Perlakuan II

8,37

32,77

6,54

10,46

Perlakuan III

8,32

32,64

9

12,67

Kurva pertumbuhan panjang ikan mas

Kurva pertumbuhan Berat ikan mas

Kurva Panjang mutlak

Kurva Berat Mutlak

BIOLOGI PERIKANAN

Nama

: Yunias Dao

NPM

: 08. 00. 001

Data Pertumbuhan benih ikan mas (Cyprinus carpio)

Awal penelitian

Minggu I

Minggu II

Minggu III

Minggu IV

Akhir Penelitian

Perlakuan I

Panjang

2,98

4,69

5,21

6,18

7,68

8,22

Berat

0,97

1,79

3,58

5,21

8,17

10,11

Perlakuan II

Panjang

2,58

4,84

5,96

6,85

7,79

9,12

Berat

0,82

1,92

3,75

5,42

8,62

11,28

Perlakuan III

Panjang

2,82

4,82

6,02

6,93

8,05

11,82

Berat

0,91

1,96

4,24

6,02

8,48

13,58

Hasil Pengukuran

Perlakuan I

Panjang Nisbi

0,57

0,74

1,07

1,57

1,75

Berat Nisbi :

0,84

2,69

4,37

7,42

9,42

Panjang Mutlak

5,24

Berat Mutlak :

9,14

Perlakuan II

Panjang Nisbi

0,87

1,31

1,65

2,01

2,53

Berat Nisbi :

1,34

3,57

5,6

9,51

12,75

Panjang Mutlak

6,54

Berat Mutlak :

10,46

Perlakuan III

Panjang Nisbi

0,7

1,13

1,45

1,85

3,19

Berat Nisbi :

1,15

3,65

5,61

8,31

13,92

Panjang Mutlak

9

Berat Mutlak :

12,67

Total

Total Panjang

Total Berat

Panjang Mutlak

Berat Mutlak

Perlakuan I

5,7

24,74

5,24

9,14

Perlakuan II

8,37

32,77

6,54

10,46

Perlakuan III

8,32

32,64

9

12,67

Kurva pertumbuhan panjang ikan mas

Kurva pertumbuhan Berat ikan mas

Kurva Panjang mutlak

Kurva Berat Mutlak