Pemasukan air langsung dari sumber yang belum terpolusi dan harus ada cadangan pintu pemasukan air.
Pengeluaran air harus langsung ke saluran pembuangan
Tekstur tanah yang baik untuk dijadikan pematang adalah yang tidak porous dan tidak mudah longsor.
Lebar pematang antara 1-2 m.
Air yang masuk ke dalam kolam harus jernih atau sudah melewati bak pengendapan.
Berdasarkan kriteria di atas, dapat disimpulkan bahwa suatu kolam yang baik harus mempunyai konstruksi sebagai berikut : ada saluran pemasukan dan pengeluaran, ada pintu pemasukan dan pengeluaran air, pematang yang kokoh dengan lebar antara 1-2 m, dan kedalaman kolam maupun air harus cukup yaitu 50-150 cm.
PEMBAGIAN KOLAM MENURUT FUNGSINYA 1. Kolam pemeliharaan induk Kolam pemeliharaan induk berfungsi sebagai tempat penyimpanan induk ikan yang akan dikawinkan atau dipijahkan, dan tempat pemeliharaan induk ikan yang telah selesai dipijahkan. Kolam pemeliharaan induk biasanya ada dua buah, satu untuk induk jantan dan lainnya untuk induk betina. Sistem pemasukan air yang ideal adalah secara paralel. Jadi kolam induk jantan dan betina bisa mendapatkan air dari pintu air masing-masing. Jika terpaksa, sistem pemasukan airnya boleh seri. Namun, harus diingat, kolam induk betina harus berada di atas, supaya induk betina tidak terangsang oleh sperma jantan yang keluar secara tidak sengaja. 2. Kolam pemijahan/perkawinan Kolam pemijahan berfungsi untuk mempertemukan induk jantan dan betina yang telah matang telurnya, dengan melakukan manipulasi lingkungan terlebih dulu agar pemijahan berhasil dengan baik. Untuk itu, kolam induk dan kolam pemijahan ikan Cyprinus dan Puntius (ikan karper dan tawes) berada pada tempat yang terpisah. Namun untuk ikan lele, gurami, arwana, dan nila kolam pemeliharaan induk dan kolam pemijahannya bisa menjadi satu.
3. Kolam penetasan telur Kolam penetasan telur ini tidak terlalu mutlak dalam satu unit kolam. penetasan telur biasanya dilakukan di kolam pemijahan. Beberapa pengusaha menggantikan kolam penetasan telur ini dengan akuarium yang ditempatkan dalam bangunan khusus yang disebut hatchery (tempat penetasan). 4. Kolam pendederan Fungsi kolam pendederan adalah untuk mendederkan atau membesarkan larva ikan menjadi bibit ikan yang siap untuk dibesarkan. Kolam pendederan biasanya berukuran antara 250-600 m2. Kolam pendederan biasanya terdiri lebih dari satu kolam. Ada kolam pendederan I, kolam pendederan II, dan lain sebagainya. Pada usaha budidaya ikan arwana, setelah telur dimuntahkan dari mulut induk betina, penetasan sekaligus pendederannya dilakukan di dalam akuarium. Mengingat telur ikan arwana berukuran besar, larva arwana yang telah habis kuning telurnya pun memiliki ukuran yang luar biasa yaitu sekitar 10-12 cm. Oleh karena itu, burayak arwana relatif lebih mudah dirawat karena sudah bisa makan ikan kecil dan udang kecil, tidak seperti larva ikan lainnya yang biasanya relatif kecil bukaan mulutnya sehingga harus makan rotifera. 5. Kolam pembesaran Kolam pembesaran ikan tradisional biasanya berukuran sama atau lebih besar dibandingkan kolam pendederan. Namun, dalam kurun waktu 30 tahun ini, di daerah Jawa Barat telah dikembangkan pemeliharaan ikan di kolam air deras yang lahannya sempit tetapi dengan kepadatan yang sangat tinggi. Untuk pemeliharaan ikan secara intensif ini, debit air harus cukup besar yaitu berkisar antara 10-15 liter/detik. Dan makanan tambahannya harus bergizi tinggi, misalnya pelet yang mempunyai kandungan protein tidak kurang dari 40%. Selain itu, sekarang sudah berkembang pemeliharaan ikan di jaring terapung yang bisa ditebarkan benih ikan dengan kepadatan tinggi dan pemberian makanan tambahan. Selain itu ada bentuk 'kolam' alternatif untuk pembesaran ikan. Di daerah Sumatera Selatan ada 'kolam' pembesaran yang dikenal dengan nama hampang (pen culture), di Jawa Timur ada sawah tambak, di Kalimantan Selatan ada keramba yang panjangnya mencapai puluhan kilometer. Di Jakarta sudah sering dikenal pemeliharaan lele di kolam comberan, di Bekasi ada kolam karpet dan lain sebagainya. 6. Kolam penumbuhan makanan alami Kolam ini tidak kalah pentingnya dibandingkan dengan kolam yang telah disebutkan terdahulu. Biasanya kolam ini dibuat dengan sengaja untuk persediaan makanan bagi benih yang masih lemah, atau benih ikan yang dirawat secara intensif misalnya benih ikan lele, benih udang, benih ikan gurame, dan lain-lainnya. 7. Kolam pengendapan Areal perkolaman yang airnya berasal dari sungai yang banyak mengandung endapan lumpur biasanya dilengkapi dengan kolam pengendapan. Kolam ini dimaksudkan untuk mengendapkan lumpur, padatan anorganik maupun sampah organik yang terikut air. Bila tidak ada kolam ini maka lumpur dan sampah lainnya dapat mengakibatkan pendangkalan kolam. Selain kolam pengendapan, biasanya dibangun juga bak filter (penyaring). Biasanya air hasil penyaringan dari bak filter ini dipakai untuk pemijahan ikan dan penetasan telur. Sedangkan untuk kolam pendederan dan pembesaran, airnya cukup dari bak pengendapan saja. 8. Kolam penampungan hasil Kolam ini berfungsi untuk menampung hasil benih maupun Ikan konsumsi yang telah di panen dari kolam. Biasanya kolam ini tidak begitu luas. Terkadang kolam ini berfungsi untuk pemberokan Ikan yang akan diangkutjauh.
Penelitian dasar (basic research) disebut juga penelitian murni (pure research) atau penelitian pokok (fundamental research), yaitu penelitian yang diarahkan pada pengujian teori, dengan hanya sedikit atau bahkan tanpa menghubungkan hasilnya untuk kepentingan praktik.
Penelitian Terapan
Penelitian terapan (applied research) berkenaan dengan kenyataan-kenyataan praktis, penerapan, dan pengembangan pengetahuan yang dihasilkan oleh penelitian dasar dalam kehidupan nyata.
JENIS PENELITIAN MENURUT PENDEKATAN :
Penelitian kualitatif
Penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasanya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahanya. Penelitian kualitatif berusaha mengungkap berbagai keunikan yang terdapat dalam individu, kelompok, masyarakat, dan/atau organisasi dalam kehidupan sehari-hari secara menyeluruh, rinci, dalam, dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Penelitiankuantitatif
Penelitiankuantitatif penelitian yang terdiri dari banyak bentuk baik survei, eksperimen, korelasi, dan regresi. Beberapa orang mengatakan penelitian kuantitatif jauh lebih mudah dari kualitatif. Namun, hal tersebut tidak bisa dinyatakan dengan pasti karena harus dikembalikan pada bentuk penelitian yang objek yang digunakan. Saat ini masih banyak orang yang belum memahami dengan seperti apa penelitian kuantitatif. Hal ini termasuk penelitian eksperimen yang merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakukan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.
JENIS PENELITIAN BERDASARKAN SIFAT
Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif (deskriptif research) ditujukan untuk mendeskripsikan suatu keadaan atau fenomena-fenomena apa adanya. Dalam studi ini para peneliti tidak melakukan manipulasi atau memberikan perlakuan-perlakuan tertentu terhadap objek penelitian, semua kegiatan atau peristiwa berjalan seperti apadanya.
Penelitian Eksperimen
Eksperimen merupakan salah satu metode penelitian yang dapat dipilih dan digunakan dalam penelitian pembelajaran pada latar kelas (PTK). Penelitian eksperimental dapat diartikan sebagai sebuah studi yang objektif, sistematis, dan terkontrol untuk memprediksi atau mengontrol fenomena. Penelitian eksperimen bertujuan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat (cause and effect relationship), dengan cara mengekspos satu atau lebih kelompok eksperimental dan satu atau lebih kondisi eksperimen.
Penelitian historis
Penelitian historis merupakan penelaahan serta sumber-sumber lain yang berisi informasi mengenai masa lampau dan dilaksanakan secara sistematis.
Atau dapat dengan kata lain yaitu penelitian yang bertugas mendeskripsikan gejala, tetapi bukan yang terjadi pada waktu penelitian dilakukan. Penelitian historis di dalam pendidikan merupakan penelitian yang sangat penting atas dasar beberapa alasan.
PENGERTIAN
Latar Belakang Masalah
Di dalam bagian ini dikemukakan adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan, baik kesenjangan teoretik ataupun kesenjangan praktis yang melatarbelakangi masalah yang diteliti. Di dalam latar belakang masalah ini dipaparkan secara ringkas teori, hasil-hasil penelitian, kesimpulan seminar dan diskusi ilmiah ataupun pengalaman/pengamatan pribadi yang terkait erat dengan pokok masalah yang diteliti. Dengan demikian, masalah yang dipilih untuk diteliti mendapat landasan berpijak yang lebih kokoh.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian. Isi dan rumusan tujuan penelitian mengacu pada isi dan rumusan masalah penelitian. Perbedaannya terletak pada cara merumuskannya. Masalah penelitian dirumuskan dengan menggunakan kalimat tanya, sedangkan rumusan tujuan penelitian dituangkan dalam bentuk kalimat pernyataan.
Instrumen penelitian
Instrument Penelitian
Pada bagian ini dikemukakan instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti. Sesudah itu barulah dipaparkan prosedur pengembangan instrumen pengumpulan data atau pemilihan alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian. Dengan cara ini akan terlihat apakah instrumen yang digunakan sesuai dengan variabel yang diukur, paling tidak ditinjau dari segi isinya. Sebuah instrumen yang baik juag harus memenuhi persyaratan reliabilitas.
Analisis Data
Pada bagian ini diuraikan jenis analisis statistik yang digunakan. Dilihat dari metodenya, ada dua jenis statistik yang dapat dipilih, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Dalam statistik inferensial terdapat statistik parametrikdan statistik nonparametrik. Pemilihan jenis analisis data sangat ditentukan oleh jenis data yang dikumpulkan dengan tetap berorientasi pada tujuan yang hendak dicapai atau hipotesis yang hendak diuji. Oleh karena itu, yang pokok untuk diperhatikan dalam analisis data adalah ketepatan teknik analisisnya, bukan kecanggihannya. Beberapa teknik analisis statistik parametrik memang lebih canggih dan karenanya mampu memberikan informasi yang lebih akurat jika dibandingkan dengan teknik analisis sejenis dalam statistik nonparametrik. Penerapan statistik parametrik secara tepat harus memenuhi beberapa persyaratan (asumsi), sedangkan penerapan statistik nonparametrik tidak menuntut persyaratan tertentu.
Di samping penjelasan tentang jenis atau teknik analisis data yang digunakan, perlu juga dijelaskan alasan pemilihannya. Apabila teknik analisis data yang dipilih sudah cukup dikenal, maka pembahasannya tidak perlu dilakukan secara panjang lebar.
Pengumpulan Data
Bagian ini menguraikan (a) langkah-langkah yang ditempuh dab teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data, (b) kualifikasi dan jumlah petugas yang terlibat dalam proses pengumpulan data, serta (c) jadwal waktu pelaksanaan pengumpulan data. Jika peneliti menggunakan orang lain sebagai pelaksana pengumpulan data, perlu dijelaskan cara pemilihan serta upaya mempersiapkan mereka untuk menjalankan tugas. Proses mendapatkan ijin penelitian, menemui pejabat yang berwenang, dan hal lain yang sejenis tidak perlu dilaporkan, walaupun tidak dapat dilewatkan dalam proses pelaksanaan penelitian.
Populasi dan Sampel
Istilah populasi dan sampel tepat digunakan jika penelitian yang dilakukan mengambil sampel sebagai subjek penelitian. Akan tetapi jika sasaran penelitiannya adalah seluruh anggota populasi, akan lebih cocok digunakan istilah subjek penelitian, terutama dalam penelitian eksperimental. Dalam survai, sumber data lazim disebut responden dan dalam penelitian kualitatif disebut informan atau subjek tergantung pada cara pengambilan datanya. Penjelasan yang akurat tentang karakteristik populasi penelitian perlu diberikan agar besarnya sampel dan cara pengambilannya dapat ditentukan secara tepat. Tujuannya adalah agar sampel yang dipilih benar-benar representatif, dalam arti dapat mencerminkan keadaan populasinya secara cermat. Kerepresentatifan sampel merupakan kriteria terpenting dalam pemilihan sampel dalam kaitannya dengan maksud menggeneralisasikan hasil-hasil penelitian sampel terhadap populasinya. Jika keadaan sampel semakin berbeda dengan kakarteristik populasinya, maka semakin besar kemungkinan kekeliruan dalam generalisasinya. Jadi, hal-hal yang dibahas dalam bagian Populasi dan Sampel adalah (a) identifikasi dan batasan-batasan tentang populasi atau subjek penelitian, (b) prosedur dan teknik pengambilan sampel, serta (c) besarnya sampel.
Hipotesis Penelitian
Tidak semua penelitian kuantitatif memerlukan hipotesis penelitian. Penelitian kluantitatif yang bersifat eksploratoris dan deskriptif tidak membutuhkan hipotesis. Oleh karena itu subbab hipotesis penelitian tidak harus ada dalam skripsi, tesis, atau disertasi hasil penelitian kuantitatif. Secara prosedural hipotesis penelitian diajukan setelah peneliti melakukan kajian pustaka, karena hipotesis penelitian adalah rangkuman dari kesimpulan-kesimpulan teoretis yang diperoleh dari kajian pustaka. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoretis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya. Namun secara teknis, hipotesis penelitian dicantumkan dalam Bab I (Bab Pendahuluan) agar hubungan antara masalah yang diteliti dan kemungkinan jawabannya menjadi lebih jelas. Atas dasar inilah, maka di dalam latar belakang masalah sudah harus ada paparan tentang kajian pustaka yang relevan dalam bentuknya yang ringkas.
Rumusan hipotesis hendaknya bersifat definitif atau direksional. Artinya, dalam rumusan hipotesis tidak hanya disebutkan adanya hubungan atau perbedaan antarvariabel, melainkan telah ditunjukan sifat hubungan atau keadaan perbedaan itu. Contoh: Ada hubungan positif antara tingkat kecerdasan siswa SMP dengan prestasi belajar mereka dalam matapelajaran Matematika.
Jika dirumuskan dalam bentuk perbedaan menjadi: Siswa SMP yang tingkat kecerdasannya tinggi memiliki prestasi belajar yang lebih tinggi dalam matapelajaran Matematika dibandingkan dengan yang tingkat kecerdasannya sedang. Rumusan hipotesis yang baik hendaknya: (a) menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih, (b) dituangkan dalam bentuk kalimat pertanyaan, (c) dirumuskan secara singkat, padat, dan jelas, serta (d) dapat diuji secara empiris.