yunias19ocean.blogspot.com

Ya'ahowu. Selamat Datang di NdiLo Blog___yunias19ocean.blogspot.com

Kamis, 10 Mei 2012

Surat dari Che Guevara, untuk Kawan-kawan Muda

Surat dari Che Guevara, untuk Kawan-kawan Muda
Kami percaya bahwa perjuangan revolusioner adalah suatu perjuangan yang sangat panjang, sangat sulit. Sulit, tetapi jelas tidak berarti mustahil, bahwa suatu kemenangan revolusi di suatu negara hanya akan terjadi di negara itu saja.
(Che Guevara)


Kalau aku boleh memilih untuk berjuang, mungkin saat ini aku ingin tinggal bersama kalian. Melewati jalanan yang padat lalu lintas, dengan iring-iringan spanduk yang panjang, kalian ketuk nurani para penguasa. Kaum yang berbaju megah, berkendaraan bagus dan punya mobil mengkilap. Kalian pertaruhkan segalanya, kesempatan untuk hidup senang, kemapanan pekerjaan, dan sekolah yang kini kian mahal. Buang segala teori sosial yang ternyata tak bisa membaca kenyataan. Keluar kalian dari training-training yang pada akhirnya tidak membuat kita paham dan mau membela orang miskin. Kupilih tinggal serta berjuang di hutan karena di sana aku kembali mendengar rintih dan suara orang yang hidupnya menderita.

Andaikan aku masih diberi kesempatan untuk kembali ke negerimu pastilah aku enggan untuk duduk di kursi. Akan aku habiskan waktuku untuk mengelilingi kotamu yang padat dengan orang miskin. Akan kusapa setiap anak lapar yang menjinjing bekas botol minuman untuk mendapat uang receh. Akan aku datangi para nelayan yang kini lautnya dipenuhi oleh pipa-pipa gas perusahaan asing. Akan kubantu para buruh bangunan yang menghabiskan waktunya untuk memanggul alat-alat berat. Dan akan kutemani para buruh pabrik yang masih saja diancam oleh PHK. Tentu aku akan mendatangimu anak muda, yang resah dengan kenaikan BBM atau proyek pendidikan yang kian hari kian mahal. Kurasa aku tidak bisa istirahat jika tinggal di negerimu.

Kalau aku boleh memilih untuk melawan, mungkin sekarang ini aku akan duduk bersama kalian. Aku akan bilang kalau perjuangan bukan saja melalui tulisan, puisi, buku, apalagi setajuk proposal! Perjuangan butuh keringat, pekikan suara, dan dentuman kata-kata. Kita bukan melawan seekor siput tapi buaya yang akan menerkam jika kita lengah. Hutan rimba mengajariku untuk tidak mudah percaya pada mulut-mulut manis. Hutan rimba mendidikku untuk tidak terlalu yakin dengan janji. Aku sudah hapal mana tabiat srigala dan mana watak kelinci. Kalau kau baca tulisanku, mustinya kau bisa meyakini, kalau kekuasaan hanya bisa bertahan selama kita mematuhinnya. Kekuasaan bisa bertahan selama mereka mampu menebar ketakutan. Dan aku sejak dulu dididik untuk selalu sangsi dan curiga pada penguasa!
Kalau aku bisa memilih, mungkin sekarang aku ingin berjalan dengan kalian. Menonton orang-orang pandai berdebat di muka televisi atau aktivis yang melacurkan keyakinannya. Ngeri aku menyaksikan orang-orang pandai yang berbohong dengan ilmunya. Sederet angka dibuat untuk membuat orang percaya bahwa si miskin makin hari makin berkurang. Menonton aktivis senior yang kini juga berebut untuk duduk jadi penguasa. Katanya: di dalam kekuasaan tidak ada suara rakyat maka kita mengisinya. Aku bilang, itulah para pembual yang yakin jika perubahan bisa muncul karena kita duduk di belakang meja. Demokrasi acapkali berangkat dari dalil yang naif seperti itu. Aku sayangnya tak lagi bisa memilih, untuk berdiri dan berbincang dengan kalian semua.

Anak muda, aku telah tuliskan puluhan karya untuk menemanimu. Dibungkus dengan sampul wajahku, yang tampak belia dan mungkin tampan, aku tuangkan pesan kepada kalian. Keberanian yang membuat kalian akan tahan dalam situasi apapun! Hutan melatihku untuk percaya kalau kemapanan, kenikmatan badaniah, apalagi kekayaan hanya menjadi racun bagi tubuh kita. Kemapanan membuat otakmu makin lama makin bebal. Kau hanya mampu mengunyah teori untuk disemburkan lagi. Kemapanan membuat hidupmu seperti seekor ular yang hanya mampu berjalan merayap. Kekayaan akan membuat tubuhmu seperti sebatang bangkai. Hutan melatihku untuk menggunakan badanku secara penuh. Kakiku untuk lari kencang bila musuh datang dan tanganku untuk mengayun pukulan jika aku diserang. Anak muda, nyali sama harganya dengan nyawa. Jika itu hilang, niscaya tak ada gunanya kau hidup!

Keberanian itu seperti sikap keberimanan. Jika kau peroleh keberanian maka kau memiliki harga diri. Sikap bermartabat yang membuatmu tidak mudah untuk dibujuk. Hutan membuatku selalu awas dengan ketenangan, kedamaian, dan cicit suara burung. Hutan melatihku untuk sensitif pada suara apa saja. Jangan mudah kau terpikat oleh kedudukan, pengaruh, dan ketenaran. Kedudukan yang tinggi akan membuatmu seperti manusia yang diatur oleh mesin. Kutinggalkan jabatan menteri karena hidupku menjadi lebih terbatas dan ruang sosialku dipenuhi oleh manusia budak, yang bergerak kalau disuruh. Apalagi ketenaran hanya akan mendorongmu untuk selalu ingin menyenangkan semua orang, membuat lumpuh energi perlawananmu. Ingat, racun segala perubahan ketika dirimu merasa nyaman.

Rasa nyaman yang kini kusaksikan di sekelilingmu. Anak-anak muda yang puas menjadi pekerja upahan sambil menyita tanah sesamanya. Ada anak muda yang duduk di parlemen malah minta tambahan gaji! Anak muda yang lain dengan tenaganya menyumbangkan diri untuk menjadi preman bagi kekuasaan bandit. Bahkan pendidikan hukum mereka gunakan untuk membela kaum pengusaha ketimbang orang miskin. Anak-anak muda yang banyak lagak ini memang tidak bisa dibinasakan. Mereka hidup karena ada kemiskinan, keculasan kekuasaan, dan lindungan proyek lembaga donor. Aku enggan untuk berjumpa dengan anak muda yang hanya mengandalkan titel, keperkasaan, dan kelincahan berdebat. Aku ragu apakah mereka mampu serta sanggup untuk melawan arus.

Arus itulah yang kini menenggelamkan nyali kita semua. Murah sekali harga seorang aktivis yang dulu lantang melawan, tapi kini duduk empuk jadi penguasa. Murah sekali harga idealisme seorang ilmuwan yang mau menyajikan data bohong tentang kemiskinan. Murah sekali harga seorang penyair yang mau rame-rame mendukung pencabutan subsidi. Aku gusar memandang negerimu, yang tidak lagi punya ksatria pemberani. Seorang kstaria yang mau hidup dalam kesunyian dan dengan gagah meneriakkan perlawanan. Tulisan adalah senjata sekaligus bujukan yang bisa menghanyutkan kesadaran perlawanan. Kau harus berani mempertahankan nyalimu untuk selalu bertanya pada kemapanan, kelaziman, dan segala bentuk pidato yang disuarakan oleh para penguasa.

Yang kauhadapi sekarang ini adalah sistem yang kuncinya tidak terletak pada satu orang. Kau berhadapan dengan dunia pendidikan yang menghasilkan ilmu tentang bagaimana jadi budak yang baik. Kau kini bergulat dengan teman-temanmu sendiri yang bosan hidup berjuang tanpa uang. Kau sebal dengan parlemen yang dulu ikut kau pilih, tetapi kini tambah membuat kebijakan yang menyudutkan rakyat. Kau perlahan-lahan jadi orang yang hanya mampu melampiaskan kemarahan tanpa mampu untuk merubah. Kau kemudian percaya kalau pemecahannya adalah melalui mekanisme, partisipasi, dan dukungan logisistik yang mencukupi. Kau diam-diam tak lagi percaya dengan revolusi. Kau yakin perubahan bisa berjalan kalau dijalankan dengan berangsur-angsur dan membuat jaringan. Gerakanmu lama-lama mirip dengan bisnis MLM.

Saudaraku yang baik! Hukum perubahan sosial sejak dulu tidak berubah. Kau perlu dedikasikan hidupmu untuk kata yang hingga kini seperti mantera: lawan! Lawanlah dirimu sendiri yang mudah sekali percaya pada teori perubahan sosial yang hanya cocok untuk didiskusikan ketimbang dikerjakan. Lawanlah pikiranmu yang kini disibukkan oleh riset dan penelitian yang sepele. Kemiskinan tak usah lagi dicari penyebabnya tapi cari sistem apa yang harus bertanggung jawab. Ajak pikiranmu untuk membaca kembali apa yang dulu kukerjakan dan apa yang sekarang dikerjakan oleh gerakan sosial di berbagai belahan dunia. Gabungkan dirimu bukan dengan LSM, tapi bersama-sama orang miskin untuk bekerja membuat sistem produksi. Tak ada yang bermartabat dari seorang anak muda, kecuali dua hal: bekerja untuk melawan penindasan dan melatih dirinya untuk selalu melawan kemapanan.

Jumat, 20 April 2012

Sweet Hearty

Sibolga, 19 April 2012
To My Sweet Heart
In  The Hostel nice.


Hmmm…
Aku tak tau kata yang tepat untuk memulainya, aku tertawa sendiri ketika mengetik surat ini. aku jadi merasa aneh, tapi ini sangat berarti.
Malam ini cerah sekali dan aku sedang sendiri. sebenarnya  aku sudah lupa bagaimana merangkai surat cinta,.. tiba-tiba terpikirkan olehku untuk menuliskanya untukmu, meskipun hanya menuliskan apa yang kupikirkan, hingga aku mencoba lagi dan mungkin agak berbeda, sebuah kebiasaan yang mungkin dulu sering kita lakukan dan sudah terlupakan;  tapi sebenarnya hal-hal sederhana seperti ini akan membuat kita terasa semakin dekat.  Ini semua  karena aku sangat merindukanmu sayangku.
Disini terasa sepi, meskipun sekitarku terlihat ramai. Di suasana seperti ini  Aku ingin bercerita denganmu, menceritakan tentang apa yang ku pikirkan. Aku ingin di sisimu bercerita tentang pergerakan mahasiswa yang mengajariku banyak hal, tentang sisi unik dari hidup ini, atau tentang sahabat-sahabat terbaikku, atau cerita tentang cinta kita, mengungkapkan betapa aku mengharapkanmu..
Aku tak tau mengapa, aku merasa agak melankolik malam ini, aku melihat lampu-lampu kerucut dan arus lalu lintas kota ini  dengan warna- warna baru seolah semuanya di terjemahkan dalam kombinasi wajah kemanusiaan. Semuanya terasa mesra tapi kosong, seolah aku merasa diriku yang lepas.  Perasaan ku semakin kuat menguasaiku, aku ingin memberikan rasa cinta kepada manusia dan itu hanya untukmu sayangku.
Aku begitu lelah, dilelahkan oleh pemikiran-pemikiran yang mengisi pikiranku : diskusi mahasiswa, penelitian, atau mama yang sedang sakit,  juga tentang dirimu, dan yang terlihat disekitarku membuat pikiran tersendiri, rasa iba dan ketidakmampuan seakan menjadi sebuah beban dan aku sangat lelah sekali, di saat seperti ini  aku ingin  di sisimu sayangku, mendekapmu untuk sejenak melepas penatku,
 aku sangat  merindukanmu…Terkadang inspirasiku buntu, aku merasa hidup begitu membosankan  dan saat itu hanya bayangan wajahmu yang terasa mampu mengusik itu semua, dan aku tak ingin kehilanganmu.
Banyak hal yang masih belum aku mengerti, Aku merindukanmu saat aku sedih, aku merindukanmu saat aku sepi, tapi aku sangat merindukanmu saat aku bahagia, karena untuk saat ini dirimu tak ada disampingku.
Aku sedang membaca puisi “Gie” ketika mengetik surat ini, begitu berkesan dan aku ingin menuliskannya juga untukmu.  Hanya kamu yang mampu mengatur hatiku dan mengisinya dengan berbagai kasih. Aku mencintaimu seperti pagi yang selalu menyapaku, tidak berjanji, tapi selalu ada.

Sayang, aku mencintaimu, aku merindukanmu…


Always Love ‘U…
Yun. Da,…




Ada orang yang menghabiskan waktunya ke Mekkah,
Ada orang yang menghabiskan waktunya berjudi di Mirasa
Tapi aku ingin menghabiskan waktu ku di sisi mu... sayangku...

Bicara tentang anjing-anjing kita yang nakal dan lucu
Atau tentang bunga-bunga yang manis di lembah Mandala Wangi

Ada serdadu-serdadu Amerika yang mati kena bom di danau
Ada bayi-bayi yang mati lapar di Biapra
Tapi aku ingin mati di sisi mu...Manis ku...
Setelah kita bosan hidup dan terus bertanya-tanya
Tentang tujuan hidup yang tak satu setan pun tahu

Mari sini sayang ku...
Kalian yang pernah mesra
Yang simpati dan pernah baik pada ku
Tegaklah ke langit luas atau awan yang mendung...

Kita tak pernah menanamkan apa-apa
Kita tak kan pernah kehilangan apa-apa
__________________________________
“Soe Hoek Gie”
Selasa, 11 November 1969


Kamis, 26 Januari 2012

NdiLo Blog: MILKA GRACE YUSMARLY DAO

NdiLo Blog: MILKA GRACE YUSMARLY DAO

MILKA GRACE YUSMARLY DAO







NdiLo Blog: Melirik Potensi Perikanan dan Kelautan Pulau-pulau...

NdiLo Blog: Melirik Potensi Perikanan dan Kelautan Pulau-pulau...: Pulau-pulau Batu adalah salah satu kecamatan di wilayah Kabupaten Nias Selatan. Daerah ini terletak di Kepulauan Batu lepas pantai selata...

Melirik Potensi Perikanan dan Kelautan Pulau-pulau Batu dan Sekitarnya



Pulau-pulau Batu adalah salah satu kecamatan di wilayah Kabupaten Nias Selatan. Daerah ini terletak di Kepulauan Batu lepas pantai selatan pulau Nias. Wilayah ini merupakan daerah Kepulauan yang terdiri dari 101 pulau-pulau kecil yang terbagi dalam 3 (tiga) Kecamatan yaitu Kecamatan Pulau-pulau Batu, Hibala dan Pulau-pulau Batu Timur yang masyarakat setempat dijuluki "Hulo Batu". Tidak semua Pulau-pulau tersebut berpenghuni. Dari seluruh gugusan pulau itu, ada empat pulau besar, yakni Pulau Tanah Bala (39,67 km²), Pulau Tanah Masa (32,16 km²), Pulau Tello (18 km²), dan Pulau Pini (24,36 km²). Pusat kecamatan "Pulau-pulau Batu" sendiri terletak di Pulau Tello.
Akses ke wilayah ini dapat melalui Kapal Laut dari Kabupaten Nias Selatan (Teluk Dalam), Sibolga dan juga dari Sumatera Barat (Padang), selain itu dapat juga dengan menggunakan Pesawat karena di daerah ini terdapat Bandar Udara Kecil "Lasondre".
Dibanding dengan wilayah lainnya di Kabupaten Nias Selatan, dapat dikatakan bahwa daerah ini sedang dalam perkembangannya. tingkat perekenomian masyarakat yang masih dibawah rata-rata padahal sumberdaya alamnya masih belum termanfaatkan secara optimal baik disektor perikanan dan kelautan maupun di sektor pariwisata.

Perikanan dan Kelautan merupakan sektor yang sangat potensial di daerah ini mengingat kondisi daerah ini sebagai wilayah kepulauan dengan jenis ikan yang beraneka ragam dengan harga jual yang cukup tinggi, seperti Ikan Kakap Putih, Kerapu, baronang, Tuna, Lobster, Teripang, Udang dan berbagai jenis Ikan Hias Air Laut yang banyak diminati dan memenuhi kriteria ekspor. Namun sebagian besar hasil tangkapan laut masih merupakan tangkapan nelayan tradisional sehingga hasil tangkapan yang diperoleh setiap tahunnya brelatif masih rendah. Sebagian besar hasil tangkapan ini diolah sebagai ikan kering yang kemudian dipasarkan disekitar wilayah Nias dan Sumatera.

Pengembangan sektor perikanan didukung oleh lautan yang cukup luas dengan jenis ikan yang hidup di perairan Pulau-pulau batu dan Kecamatan sekitarnya cukup potensial untuk dikembangkan. Usaha penangkapan ikan dilakukan dalam berbagai bentuk dengan menggunakan alat pancing, jaring, Jala, dan bagan apung. Untuk armada penangkapannya biasanya menggunakan perahu kecil, perahu motor ukuran 2-5 GT, Kapal Motor ukuran 10-30 GT. Armada ini tentu saja mempengaruhi jangkauan nelayan menuju daerah penangkapan ikan (Fishing ground) dan juga mempengaruhi hasil penangkapannya. Dalam prakteknya penangkapan ikan tidak dilakukan dengan kapal sendiri, kadang-kadang sekelompok perahu/kapal kecil bergabung dengan kapal yang lebih besar, dimana kapal ini kemudian mengantarkan para nelayan menuju daerah penangkapan.

Keadaan Nelayan
Secara tradisional terdapat pembagian kerja berdasarkan gender dalam sektor perikanan laut. biasanya aktivitas penangkapan ikan dilakukan oleh laki-laki (dewasa dan anak-anak), sedangkan perempuan mereka biasanya hanya ikut dalam aktivitas dalam bentuk dukungan seperti penggaraman ikan dan pengeringan ikan. mengingat begitu besarnya potensi perikanan dan kelautan di daerah ini dan masih rendahnya produksi perikanan dan kelautan yang dihasilkan, maka menjadi sangat penting untuk dipikirkan dan diusahakan cara-cara pengembangan sektor ini. untuk itu hal pertama yang dapat dilakukan adalah melakukan kajian yang mendalam untuk mengatasi tersebut, selain itu hal yang tidak kalah penting adalah perlunya kajian dan usaha-usaha untuk mengembangkan dan meningkatkan tingkat produksi sektor perikanan melalui industri rumah tangga, pengolahan ikan yang lebih modren, pengalengan ikan, pabrik Es dan infrastruktur seperti jalan, pelabuhan perikanan dan kapal (sebagai transportasi pemasaran keluar daerah).


Sumberdaya Manusia
Tingkat pendidikan di Pulau-pulau Batu dan sekitarnya untuk saat ini mulai berkembang, tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan mulai meningkat, hal ini merupakan suatu awal kemajuan di daerah ini yang sebelumnya dinilai terbelakang. Pengetahuan nelayan akan perikanan dan kelautan yang rendah membuat potensi di daerah ini tidak termanfaatkan dengan baik, begitu juga dengan informasi pasar yang tidak pasti sehingga oleh segelintir orang memanfaatkan hal ini untuk "mengibuli" masyarakat dengan membeli "murah" dan menjualnya kembali dengan harga "mahal", hal ini sangat tidak boleh dibiarkan.
untuk itu sangat penting adanya penyuluhan-penyuluhan dan pendidikan kepada masyarakat tentang perikanan dan kelautan sehingga masyarakat bisa mengerti potensi-potensi yang bisa dimanfaatkan dan dikelola untuk kesejahteraanya.

STOP PITRAL
Potensi perikanan dan kelautan di daerah ini tidak lepas dari Penangkapan Ikan Tidak Ramah Lingkungan (PITRAL), penggunaan bahan peledak (bom ikan), Bahan kimia (Potasium) dan pengerusakan terumbu karang akan membuat potensi kelautan di daerah ini pelan-pelan mengalami kerusakan. Sangat perlu kerjasama pihak-pihak terkait untuk memberikan "efek jera" kepada oknum yang melakukan hal ini. Pendidikan perikanan dan kelautan kepada masyarakat melalui penyuluhan, lembaga pendidikan dan pelatihan sangat perlu, supaya masyarakat bisa mengerti akan pentingnya melestarikan sumberdaya laut.

Potensi kelautan dan perikanan di Pulau-pulau batu sangat besar, namun potensi aakan terpendam bahkan bisa menjadi rusak apabila tidak dimanfaatkan dan dijaga. untuk itu sangat perlu kerjasama dan perhatian Pemerintah Daerah untuk melihat hal ini. Potensi ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat.
pengembangan industri pengolahan yang dapat meningkatkan daya saing produk-produk sektoral di dalam Kepulauan ini, sehingga mampu memberi nilai tambah yang lebih bagi produk-produk yang sudah menjadi unggulan. Beberapa program yang bisa diprogramkan oleh daerah seperti industri pengolahan ikan, industri pengolahan makanan dengan bahan dasar ikan, pengalengan ikan, pemanfaatan perairan untuk Keramba jaring Apung (KJA), hatcheri ikan dan udang, pengasinan dan pengasapan ikan, pegolahan tepung ikan, dll.


Jumat, 20 Januari 2012

NdiLo Blog: IKATAN MAHASISWA DAN PEMUDA NIAS SIBOLGA DAN TAPAN...

NdiLo Blog: IKATAN MAHASISWA DAN PEMUDA NIAS SIBOLGA DAN TAPAN...: Natal adalah peringatan lahirnya Juru Selamat Yesus Kristus. Setiap tahun seluruh umat Kristen merayakannya. Demikian juga dengan Keluarg...

IKATAN MAHASISWA DAN PEMUDA NIAS SIBOLGA DAN TAPANULI TENGAH


Natal adalah peringatan lahirnya Juru Selamat Yesus Kristus. Setiap tahun seluruh umat Kristen merayakannya. Demikian juga dengan Keluarga Besar Ikatan Mahasiswa dan Pemuda Nias (IMAPNIS) Sibolga / Tapanuli Tengah, turut bersuka cita dan bergembira merayakannya. Melalui perayaan Natal, diharapkan dapat menciptakan generasi muda yang intelektual, berintegeritas dan takut akan Tuhan. Ikatan Mahasiswa dan Pemuda Nias (IMAPNIS) ikut serta dalam memeriahkan Perayaan Natal Tahun ini bersama-sama dengan seluruh elemen masyarakat Nias, Sibolga dan Tapanuli Tengah, sebagai wujud kebersamaan dan rasa solidaritas untuk memuji dan memuliakan nama Tuhan Yesus Kristus.
Ikatan Mahasiswa dan Pemuda Nias (IMAPNIS) merupakan wadah pemersatu mahasiswa dan elemen-elemen kepemudaan yang ada di perantauan khususnya di Sibolga dan Tapanuli Tengah. Organisasi ini bersifat independent dengan tidak terkait dengan organisasi politik manapun juga. Dalam menjalankan fungsinya, Ikatan Mahasiswa dan Pemuda Nias (IMAPNIS) telah banyak berbuat dalam menyuarakan kebenaran serta memperjuangkan kepentingan dan aspirasi masyarakat khususnya masyarakat Nias di sekitar Sibolga dan Tapanuli Tengah. Perayaan Natal Ikatan Mahasiswa dan Pemuda Nias ini dilaksanakan dengan melibatkan Pemuda dan Mahasiswa Nias dari berbagai Gereja, Perkumpulan pemuda dan dari berbagai Perguruan Tinggi seperti Sekolah Tinggi Perikanan (STP) Sibolga, STIKes Nauli Husada, STKIP Santa Maria, AKPER Tapanuli Tengah dan Perkumpulan Kepemudaan dari berbagai Gereja.

Panitia Perayaan Natal yang dipercayakan dalam pelaksanaan perayaan Natal ini adalah :
Ketua Umum : KARIAMAN WARUWU
Ketua Pelaksana : FA’ATULO NDRURU
Sekretaris Umum : YUNIAS DAO
Sekretaris : ANZANI RITAMA ZAI
Bendahara : MELI HULU
ANIRIA HALAWA

Perayaan Natal dilaksanakan Pada Tanggal 10 Desember 2011 di Gereja BNKP Yordan Sibolga. Acara Ibadah diawali dengan Laporan Ketua Panitia, kemudian dilanjutkan dengan Kata Sambutan mewakili HIMNI Sibolga/Tapteng, Mewakili Orang Tua dan Mewakili Bupati Tapanuli Tengah. Kemudian dilanjutkan dengan Ibadah dan penyampaian Firman Tuhan oleh Pdt. Dermawan Zebua, S.Th. Acara diakhiri dengan Hiburan, Lucky Draw dan Makan Bersama yang telah disiapkan oleh panitia.
Perayaan ini dilaksanakan tidak lepas dari dukungan berbagai pihak yang telah banyak mendukung, baik dalam pendanaan maupun dukungan moral dan motivasi sehingga pelaksanaan kegiatan ini berlangsung dengan Sukses.
YA’AHOWU

Sabtu, 14 Januari 2012

NdiLo Blog: PEMBENIHAN IKAN MAS KOKI DI BBPBAT

NdiLo Blog: PEMBENIHAN IKAN MAS KOKI DI BBPBAT: PENDAHULUAN Ikan hias merupakan komoditas perikanan yang potensial untuk dikembangkan, karena selain mempunyai potensi sumber daya berl...

NdiLo Blog: PEMBENIHAN IKAN SUMATERA

NdiLo Blog: PEMBENIHAN IKAN SUMATERA: PENDAHULUAN Ikan hias merupakan salah satu komoditi ekspor yang sangat menjanjikan. Selain mudah untuk dibudidayakan, ikan hias juga tidak...

PEMBENIHAN IKAN SUMATERA

PENDAHULUAN

Ikan hias merupakan salah satu komoditi ekspor yang sangat menjanjikan. Selain mudah untuk dibudidayakan, ikan hias juga tidak membutuhkan biaya yang mahal saat budidaya. Alasan lain kenapa ikan hias patut untuk dibudidayakan adalah permintaan akan ikan hias yang semakin tinggi baik tingkat nasional maupun internasional
Ikan hias merupakan komoditas perikanan yang potensial untuk dikembangkan, karena selain mempunyai potensi sumber daya berlimpahjuga peluang pasar yang besar, baik didalam negeri mapun di luar negeri. MenurutRini, Indonesia memiliki berbagai jenis ikan hias air laut maupun air tawar yang merupakan suatu keuanggulan komporatif. Namun, hingga saat ini perkembangan ikan hias di Indonesia mengalami kemajuan yang terus meningkat, terutama ikan hias air tawar asli Indonesia. Dari sekian banyak jenis ikan hias, tidak semuanya telah dapat dibudidayakan. Dalammenternakkan ikan hias harus diperhatikan bahwa masing-masing jenismempunyai sifat dan kebiasaan hidup yang berbeda-beda, misalnya dalam cara pemijahan, bertelur ataupun menyusun sarangnya (Ipteknet, 2008).
Akuakultur merupakan usaha produksi biota akuatik di dalam lingkungan terkontrol untuk tujuan komersial. Akuakultur dikelompokkan ke dalam 2 (dua) bagian besar, yaitu pembenihan dan pembesaran. Produk utama dari pembenihan, yaitu benih siap tebar untuk kegiatan pembesaran. Sedangkan kegiatan pembesaran menghasilkan biomassa ikan yang siap konsumsi. Dalam kegiatan pembenihan terdapat beberapa rangkaian kegiatan, salah satunya yaitu pemijahan ikan. pembenihan adalah merupakan faktor penentu sehingga tidak kesulitan dalam penyediaan benih. Pembenihan ikan air tawar baik ikan konsumsi maupun ikan hias memberikan peluang usaha yang sangat potensial dikarenakan telah merambah ke pasar ekspor.
Ikan Sumatra (Puntius tetrazona) merupakan salah satu ikan hias asli Indonesia yang banyak ditemukan di perairan umum pulau Sumatera dan Kalimantan. Mempunyai warna dan bentuk tubuh yang cukup menarik dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Ikan ini memiliki ciri khas berupa bentuk badan memanjang, pipih ke samping. Warna dasar badannya putih keperakan, Ikan ini memiliki empat buah garis berwarna hitam kebiruan yang memotong badannya. Ikan Sumatra hidup pada habitat alaminya di rawa-rawa.
Dijuluki ikan Sumatra karena pertama kali ditemukan di Pulau Sumatra, tepatnya di perairan Lampung, Jambi, dan Riau. Lantaran berasal dari Sumatra, orang lantas menyebutnya ikan Sumatra atau board sumatra kata orang asing. Belakangan, baru ketahuan bahwa ia bisa juga ditemukan di Kalimantan.
Menurut Axelrod dalam "Exotic Tropical Fish", di habitat aslinya "harimau air" hidup di perairan jernih, dengan pH 6,6-6,7 dan temperatur 23-27 derajat celcius. Makanan alaminya jasad renik (zooplankton) dan unsur tumbuh-tumbuhan (phytoplankton). Varietasnya ada 4 (empat) dengan bentuk tubuh yang sama hanya berbeda pada warna tubuh dan sirip.
Sekitar mulutnya, sirip perut dan ekor berwarna kemerahan. Sirip punggung dan sirip dubur berwarna hitam, namun warna hitam pada sirip punggung dibatasi oleh garis merah.Jenis yang diperdagangkan, selain yang berwarna kekuningan, ada pula individu yang kemerahan, kehijauan dan albino. Jenis yang berwarna kehijauan, yang sebetulnya adalah gejala melanisme pada ikan sumatra, dan yang berwarna albino merupakan hasil dari pembiakan selektif dalam penangkaran untuk meningkatkan nilai jual.
Umumnya masyarakat masih mengandalkan kegiatan penangkapan di alam dibandingkan dengan aspek budidaya ikan sumatera yang masih minim dalam bidang produksi benih sebagai ikan hias. Dengan demikian, hal tersebut merupakan suatu permasalahan dalam budidaya ikan sumatera (Puntius tetrazona) dan membutuhkan keseriusan serta solusi yang terbaik untuk pengembangan budidaya ikan sumatera secara intensif.

TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi
Klasifikasi ikan sumatera (Puntius tetrazona) adalah sebagai berikut.
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Famil : Cyprinidae
Genus : Puntius
Spesies : Puntius tetrazona

Bentuk Tubuh
Ikan yang berukuran kecil, dengan panjang total (beserta ekor) mencapai 70mm. Tubuh berwarna kekuningan dengan empat pita tegak berwarna gelap; pita yang pertama melewati mata dan yang terakhir pada pangkal ekor. Gurat sisi tak sempurna, 22-25 buah dengan hanya 8-9 sisik terdepan yang berpori. Batang ekor dikelilingi 12 sisik. Tinggi tubuh sekitar setengah kali panjang standar (tanpa ekor).
Sekitar mulutnya, sirip perut dan ekor berwarna kemerahan. Sirip punggung dan sirip dubur berwarna hitam, namun warna hitam pada sirip punggung dibatasi oleh garis merah.] Jenis yang diperdagangkan, selain yang berwarna kekuningan, ada pula individu yang kemerahan, kehijauan dan albino. Jenis yang berwarna kehijauan, yang sebetulnya adalah gejala melanisme pada ikan sumatra, dan yang berwarna albino merupakan hasil dari pembiakan selektif dalam penangkaran untuk meningkatkan nilai jual ikan ini (Wikipedia, 2008)


Marfologi
Ikan sumatra merupakan ikan dasar tetapi sering berada di permukaan untuk mencari makan. Makanan utama ikan sumatra adalah detritus dan zoo-bentos, sedangkan makanan pelengkapnya berupa cacing-cacing kecil dan makanan crustace tingkat rendah. Ikan ini sangat aktif bergerak di permukaan perairan untuk menyambar makanan. Ikan sumatra mencapai matang seksual pada panjang 2 hingga 3 cm (0,8 – 1,2 inci) atau kira-kira berumur 6 -7 minggu. Ikan betina lebih besar dan memiliki sirip dorsal yang lebih gelap, sedangkan ikan jantan berwarna lebih terang. Memijah pada musim penghujan di daerah hilir sungai dan telur-telur menetas, larva hidup di daerah tersebut sampai berukuran ± 1 cm kemudian beruaya ke danau-danau dan anak-anak sungai. Fekunditas berkisar antara 300-500 telur dan fekunditas tertinggi dapat mencapai 1.000 butir telur (Muthmainnah 2009). Telur ikan sumatra bersifat adhesif dengan diameter 1,18±0,05 mm (Wikipedia 2009). Menurut Ganggadata (2007), telur ikan sumatra akan menetas ± 36 jam setelah pembuahan pada suhu 27 oC dengan diameter rata-rata 1,3875 mm.
Menurut Lesmana dan Dermawan (2001), ikan sumatra (Puntius tetrazona) hidupnya berkelompok dan dapat diletakkan di tempat yang cukup terang asalkan teduh. Di dalam akuarium ini biasanya dalam kelompok 5 atau lebih. Bila kurang dari 5 ekor, ikan ini akan agresif, dan bila hanya 2 ekor, salah satu akan mengejar yang lain (Muthmainnah 2009).
2.2 Habitat Dan Penyebaran
Ikan sumatra secara alami menyebar di Semenanjung Malaya (termasuk di wilayah Thailand), Sumatra dan Kalimantan. Di samping itu, ada pula laporan-laporan temuan dari wilayah lain di Asia Tenggara yang sukar dikonfirmasi, apakah ikan-ikan tersebut memang asli setempat atau ikan lepasan yang telah beradaptasi.
Ikan ini sering didapati pada sungai-sungai dangkal berarus sedang, yang jernih atau keruh. Ikan sumatra menyukai pH antara 6.0–8.0, kesadahan air antara 5–19 dGH, dan kisaran temperatur air antara 20–26 °C. Ikan sumatra juga didapati di rawa-rawa, yang mengindikasikan bahwa ikan ini memiliki toleransi yang cukup tinggi terhadap perubahan kualitas air. Rata-rata lama hidup ikan sumatra adalah sekitar 6 tahun (Firman Nazrasul Hakim, 2010)
Ikan Sumatra merupakan salah satu ikan hias perairan tropis. Habitat asli Ikan Sumatra adalah di Kepulauan Malay, Sumatra, dan Borneo (Wikipedia, 2008). Ikan Sumatra hidup di perairan tawar seperti sungai, danau, dan rawa. Ikan ini menyukai perairan yang berarus tenang. Ikan ini dapat tumbuh mencapai panjang 7 cm. Ikan Sumatra hidup pada perairan yang memiliki kisaran derajat keasaman (pH) 6 – 8, dengan tingkat kesadahan 5 – 19 dH (optimum 10), dan suhu berkisar 25 – 29° C (Wikipedia, 2008). Dalam Wikipedia (2008), ikan Sumatra mulai matang gonad setelah ikan mencapai ukuran panjang 2 – 3 cm atau setelah ikan tersebut berumur 6 hingga 7 bulan. Axelrod et al. (1983) mengemukakan bahwa proses pemijahan pada ikan Sumatra dapat dipercepat apabila media pemijahan memiliki kesadahan yang lebih rendah daripada media pemeliharaan. Pemijahan ikan Sumatra berlangsung pada pagi hari di tanaman-tanaman air. Telur yang dipijahkan bersifat adhesif atau menempel pada substrat. Ikan Sumatra mampu menghasilkan telur 300 butir setiap kali memijah. Setiap kali induk Sumatra memijah, mampu mengahasilkan telur sebanyak 300 – 1000 butir. Telur ikan Sumatra berdiameter 1.18 + 0.05 (Wikipedia, 2008).
2.3 Jenis Yang Berkerabat
Status taksonomi jenis ini belum mantap dan masih panjang perdebatan mengenainya. Pada 1855 Pieter Bleeker, ahli ikan bangsa Jerman yang bekerja di Hindia Belanda ketika itu, pertama kali mendeskripsi jenis ini dengan nama Capoëta tetrazona. Akan tetapi pada 1857, Bleeker menggunakan lagi nama-spesifik (specific epithet) yang sama untuk menamai jenis yang lain, yang berkerabat namun tidak begitu mirip, yakni dengan Barbus tetrazona (kini ikan ini dikenal sebagai Puntius rhomboocellatus).
Sementara itu, untuk menambah keruwetan, pada 1860 Bleeker mengubah nama-spesifik ikan sumatra menjadi Systomus (Capoëta) sumatranus. Baru pada akhir 1930an kekeliruan ini diperbaiki dan nama Barbus tetrazona dikembalikan bagi ikan sumatra. Jenis lain yang serupa adalah Puntius anchisporus, dengan pola pewarnaan yang amat mirip dengan ikan sumatra. Perbedaannya, P. anchisporus memiliki gurat sisi yang sempurna dan batang ekornya dikelilingi oleh 14 sisik (Wikipedia 2008).

Pemebenihan
Persiapan Sarana Pemijahan
Panjangnya hanya sampai 6 cm dapat dipijahkan secara massal pada tempat yang tidak terlalu luas. Tempat pemijahan berupa bak semen atau akuarium dilengkapi dengan tanaman air sebagai penempel telur. Bak pemijahan berukuran (1 x 2) m atau (2 x 2) m, sedangkan akuarium (80 x 45 x 40) cm. Toleransinya terhadap suhu agak luas, yaitu sekitar 20 – 60oC, pH netral sampai basa. Suhu optimal untuk pemijahannya 25oC dan kesadahan rendah. Pengairan sebaiknya mengalir terus-menerus, tinggi air dalam bak lebih kurang 30 cm (Firman Nazrasul Hakim, 2010)
Kolam yang digunakan untuk pemeliharaan induk berupa bak semen berukuran 6 x 4 x 1 m. Pakan yang diberikan berupa jentik nyamuk dan pelet dengan frekuensi 2 kali sehari. Sampling kematangan gonad hanya dilakukan saat akan melakukan pemijahan. Pergantian air dilakukan rutin 2-3 kali sehari atau jika terlihat kotor sebanyak setengahnya dengan membuka saluran outlet lalu kemudian dimasukkan air baru dengan membuka saluran inlet dan menutup saluran outlet.

Pemilihan dan Pemeliharaan Induk
Menurut Sayful Akbar (2007) umur calon induk sebaiknya tidak kurang dari 6 bulan, panjang badan minimal 6 cm. Induk betina bila telah matang kelamin perutnya membulat serta empuk jika diraba, warna tubuhnya biasa saja. Sebaliknya, ikan jantan lebih ramping dan warna tubuhnya agak tua mencolok. Ikan jantan yang telah matang kelamin sering berubah warna, hidungnya menjadi merah.
Ikan jantan yang telah matang kelamin sering berubah warna, hidungnya menjadi merah. Ikan jantan dan betina yang sudah dewasa dapat dibedakan dengan cara melihat tingkat kecerahan warna yang dimiliki dan bentuk tubuhnya. Pada ikan Sumatera jantan warna tampak lebih menyala. Ikan betina memiliki tubuh yang lebih berisi, padat. Dan untuk ikan Sumatera betina yang sudah siap berpijah pada bagian perutnya mengembung.
2.4.3 Pemijahan induk
Tanaman air hydrilla yang telah dicuci bersih dimasukan hingga memenuhi seperempat sampai setengah bagian luar bak pemijahan. Induk hasil seleksi dilepaskan pagi hari dengan perbandingan jantan dan betina 1 : 1. Kapasitas bak pemijahan ukuran 2 – 4 m2 adalah 35 – 70 pasang atau 70 – 140 ekor yang terdiri dari 50 % jantan dan 50 % betina.
Pemijahan mulai terjadi sore atau malam hari. Tanaman air sebagai tempat menempel telur harus dikontrol untuk mengetahui ikan sudah bertelur atau belum. Tindakan tersebut sangat penting karena telur sangat kecil dan berwarna bening sehingga sepintas tidak kelihatan. Pemijahan biasanya diawali dengan saling kejar-kejaran antara ikan jantan dan betina diantara tanaman air. Untuk pemijahan ini sebaiknya ukuran ikan betina jangan terlalu besar dari ukuran jantannya. Pemijahan ini berlangsung dalam waktu singkat, terutama bila pasangan yang akan dipijahkan mendapatkan air baru dan tempat pemijahan yang dilengkapi dengan tanaman air berdaun lebar. Setelah pemijahan, induk sebaiknya dipisahkan untuk mengamankan telur yang baru dihasilkan dari pemangsaan oleh pasangan yang selesai memijah, dipindahkan ke dalam akuarium yang bersirkulasi untuk mencegah kematian karena kelelahan.
Apabila yakin ikan sudah memijah dan telurnya ada, induk segera ditangkap dan dipindahkan ke tempat pemeliharaan semula, Telur-telur yang dihasilkan dari pemijahan berjumlah 150 - 200 butir per ekor, menempel pada tanaman air secara berkelompok. Telur-telur tersebut akan menetas dalam waktu 24 jam. sedangkan telur yang menempel pada tanaman air tetap dibiarkan pada bak pemijahan sampai menetas. Telur akan menetas dalam waktu 2 hari. Paling lambat 3 hari kemudian benih sudah harus ditangkap untuk dipelihara pada bak pendederan. Jika tetap dibiarkan di situ, diperlukan suplai pakan ke dalamnya.
2.4.4 Pemeliharaan dan Penebaran Larva
Menurut Sunarya Wargasasmita (2002) telur yang berhasil menetas menjadi larva ukurannya sangat kecil bahkan lebih kecil dari sebatang jarum pentul. Oleh sebab itu, pemanenan benih mesti dilaksanakan secara ekstra hati-hati. Gunakan serok yang halus dan larva yang tertangkap ditampung dulu dalam baskom plastik. Pada saat larva ditebarkan, dalam bak pendederan harus telah tersedia pakan yang cocok sesuai ukuran dan kondisi larva. Jika pakan tidak disiapkan maka kebutuhan pakan harus disuplai dari luar bak dan air yang digunakan harus diendapkan dahulu selama 24 jam.
Pada minggu pertama, larva diberi infusoria karena masih lemah, belum aktif, dan alat pencernaannya belum terbentuk sempurna. Memasuki minggu ke tiga, benih sudah lebih kuat serta aktif maka pakan sudah dapat diganti dengan pakan kesukaannya. Pakan tambahan berupa tepung pelet halus atau cacing sutera diberikan sampai akhir pemeliharaan selama sebulan atau sebulan setengah.
Pemeliharaan larva dilakukan dalam akuarium pada saat berumur 1-7 hari. Kegiatan rutin yang dilakukan adalah pemberian pakan berupa kuning telur yang telah diencerkan dengan air dari hari ketiga sampai hari ketujuh dengan frekuensi 2 kali sehari dan setelah itu pakan diganti dengan diberikan tepung udang merek dagang FENG LI secara adlibitum atau sampai kenyang dengan frekuensi 3 kali sehari. Penyiponan dilakukan 2 kali sehari atau saat air terlihat kotor dengan menggunakan selang plastik dengan diameter 0,5 cm dan sekaligus pergantian air dengan menyurutkan setengah bagian total air dalam akuarium dan menggantinya dengan air baru yang telah lebih dahulu diendapkan. Setelah berumur satu minggu larva dipindahkan ke kolam pemeliharan larva. Pengamatan tingkah laku dan pengukuran bobot dan panjang tubuh larva dilakukan setiap minggu sampai larva berumur 50 hari.
Kolam pemeliharaan larva menggunakan bak semen berukuran 2 x 2 x 0,5 m. Kegiatan yang dilakukan dalam persiapan kolam dimulai dengan menyikat bak agar sisa-sisa kotoran yang menempel menjadi lepas, kemudian dilakukan pengeringan kolam dengan membuka saluran outlet dan menutup saluran inlet sampai air dalam kolam keluar semua. Setelah dibiarkan selama 2 hari, kolam diisi air setinggi 30 cm dan saluran outlet ditutup dengan menggunakan tutup saluran atau saringan halus. Kegiatan pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk kandang sebanyak 2 kg, Urea dengan dosis 50 gr dan TSP dengan dosis 20 gr yang dimasukkan ke dalam karung dan diletakkan dibawah kucuran air masuk. Debit air yang masuk diatur sebesar 0,5 lt/dtk. Kegiatan pengapuran tidak dilakukan karena pengapuran bertujuan untuk meningkatkan kesuburan dan pH tanah, sedangkan dasar kolam terbuat dari semen.
Penebaran larva dilakukan pada pagi hari dan aklimatisasi terlebih dahulu dengan cara merendam wadah berupa kantong plastik yang terisi larva selama 15 menit dan dimasukkan air kolam secara bertahap sehingga suhu di dalam wadah sama dengan suhu di dalam kolam dan larva akan keluar dengan sendirinya. Untuk melindungi larva dari sinar matahari, kolam pemeliharaan diberikan enceng gondok secukupnya.

Pendederan
Pendederan adalah kegiatan pemeliharaan ikan Sumatera (Puntius tetrazona) ukuran tertentu dari hasil kegiatan pembenihan sebelum dipelihara di tempat pembesaran. Ukuran benih ikan Sumatera yang dipelihara biasanya dari ukuran 1 inchi hingga mencapai ukuran 2-3 inchi.
Menurut Yuan Lie (2007) kolam pemeliharaan larva menggunakan bak semen berukuran 2 x 2 x 0,5 m. Kegiatan yang dilakukan dalam persiapan kolam dimulai dengan menyikat bak agar sisa-sisa kotoran yang menempel menjadi lepas, kemudian dilakukan pengeringan kolam dengan membuka saluran outlet dan menutup saluran inlet sampai air dalam kolam keluar semua. Setelah dibiarkan selama 2 hari, kolam diisi air setinggi 30 cm dan saluran outlet ditutup dengan menggunakan tutup saluran atau saringan halus. Kegiatan pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk kandang sebanyak 2 kg, Urea dengan dosis 50 gr dan TSP dengan dosis 20 gr yang dimasukkan ke dalam karung dan diletakkan dibawah kucuran air masuk. Debit air yang masuk diatur sebesar 0,5 lt/dtk. Kegiatan pengapuran tidak dilakukan karena pengapuran bertujuan untuk meningkatkan kesuburan dan pH tanah, sedangkan dasar kolam terbuat dari semen.
Penebaran larva dilakukan pada pagi hari dan aklimatisasi terlebih dahulu dengan cara merendam wadah berupa kantong plastik yang terisi larva selama 15 menit dan dimasukkan air kolam secara bertahap sehingga suhu di dalam wadah sama dengan suhu di dalam kolam dan larva akan keluar dengan sendirinya.
Untuk melindungi larva dari sinar matahari, kolam pemeliharaan diberikan enceng gondok secukupnya. Pengelolaan kualitas air dengan pembuangan enceng gondok dan pembersihan sampah-sampah dan sisa metabolisme dengan menggunakan serokan (scoop net).

Pemeliharaan di akuarium
Menurut Syaiful Akbar (2009) ikan sumatra senang berenang bergerombol. Bila dipelihara dalam jumlah kecil, kurang dari 5 ekor, ikan ini dapat menjadi agresif dan mengganggu ikan-ikan yang lain. Ikan-ikan yang lemah dan kurang gesit dapat menjadi sangat menderita akibat gigitan ikan sumatra yang dominan, yang terutama akan menyerang sirip-siripnya. Dalam kelompok yang besar, agresivitas ikan ini dapat terkendalikan.
Tangkas dan berenang cepat, ikan sumatra dapat dipelihara bercampur dengan ikan-ikan yang sama gesitnya seperti ikan-ikan platis, kerabat lele, atau kerabat ikan macan (Chromobotia macracanthus). Sebaiknya akuarium diisi pula dengan tumbuh-tumbuhan air sebagai tempatnya bermain-main. Ikan sumatra bersifat omnivora, dapat diberi makanan kering (buatan) atau mangsa hidup seperti cacing, kutu air atau jentik-jentik nyamuk. Ikan ini dapat dibiakkan di dalam akuarium. Ikan sumatra betina mengeluarkan antara 150–200 butir sekali bertelur, yang disebarkan di antara tumbuh-tumbuhan air. Telur akan menetas setelah 24 jam, dan anak-anak ikan mulai terlihat aktif setelah 3 hari. Sebagai pakan anak ikan pada minggu-minggu pertama dapat digunakan udang renik.

Pakan dan Pemberian Pakan
Tujuan pemberian pakan pada ikan adalah menyediakan kebutuhan gizi untuk kesehatan yang baik, pertumbuhan dan hasil panenan yang optimum, produksi limbah yang minimum dengan biaya yang masuk akal demi keuntungan yang maksimum. Pakan yang berkualitas kegizian dan fisik merupakan kunci untuk mencapai tujuan-tujuan produksi dan ekonomis budidaya ikan. Pengetahuan tentang gizi ikan dan pakan ikan berperan penting di dalam mendukung pengembangan budidaya ikan (aquaculture) dalam mencapai tujuan tersebut. Konversi yang efisien dalam memberi makan ikan sangat penting bagi pembudidaya ikan sebab pakan merupakan komponen yang cukup besar dari total biaya produksi. Bagi pembudidaya ikan, pengetahuan tentang gizi bahan baku dan pakan merupakan sesuatu yang sangat kritis sebab pakan menghabiskan biaya 40-50% dari biaya produksi.
Menurut Priyadi dan Ginandjar (2009) soal makanan ikan Sumatera ternyata tidak begitu menyulitkan . Segala jenis makanan yang diberikan tidak akan ditolaknya. Selama hidupnya, Ikan Sumatra menyukai jenis makanan berupa algae flake, pellet, cacing, Tubifex, Daphnia dan serangga kecil. Meskipun demikian, jenis pakan hidup seperti daphnia atau cacing sutera merupakan jenis pakan yang paling disukainya. Pemberian pakan tidak perlu berlebihan agar air dalam wadah tidak cepat keruh dan merusak pandangan. Bila persedian ada, sesekali boleh juga ikan Sumatera ini dikasih pakan berupa udang kali yang telah dilumatkan. Pakan jenis ini, ternyata cukup ampuh untuk menyulap warna tubuh ikan lebih cerah dan mempesona.

Hama dan Penyakit
Hama
Menurut Khordi (2009) seperti yang telah kita ketahui bahwa serangan hama biasanya tidaklah separah serangan penyakit ikan. Hama biasanya berukuran lebih besar daripada ikan dan bersifat memangsa. Pada usaha budidaya ikan sumatera (Puntius tetrazona), kemungkinan terjadinya serangan hama lebih banyak dialami pada usaha pendederan atau pembesaran sebab kedua usaha tersebut dilakukan di alam terbuka.
Jenis-jenis hama yang dapat menyerang ikan sumatera (Puntius tetrazona) adalah linsang (sero), biawak, ular liar, kura-kura dan burung. Cara pemberantasan yang paling efektif adalah secara mekanis atau membunuh langsung jika hama tersebut ditemukan di lokasi budidaya. Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan memasang perangkap, terutama bagi hama-hama tertentu atau dengan memasang umpan yang telah diberi racun. Pencegahan yang paling aman adalah dengan membersihkan areal perkolaman dari rumput atau semak yang dapat menjadi sarang hama. Selain itu, melokalisir seluruh areal perkolaman dengan pagar tembok atau beton sehingga hama tidak dapat masuk ke lokasi budidaya ikan sumatera (Puntius tetrazona)

Penyakit
Secara umum penyakit yang menyerang ikan digolongkan ke dalam dua golongan, yakni penyakit non infeksi yaitu penyakit yang timbul bukan karena faktor patogen dan sifatnya tidak menular. Sedangkan penyakit infeksi adalah penyakit yang timbul karena gangguan suatu fungsi yang disebabkan oleh organisme patogen.
1. Penyakit non infeksi
Keracunan dan kekurangan gizi adalah salah satu contoh penyakit non infeksi yang dapat ditemukan pada budidaya ikan sumatera (Puntius tetrazona). Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan ikan sumatera (Puntius tetrazona) mengalami keracunan, yaitu pemberian pakan yang kualitasnya kurang baik atau terjadinya pencemaran air pada media budidaya akibat tumpukan bahan organik yang berlebihan dan tidak dapat ditoleransi oleh ikan sumatera (Puntius tetrazona). Sedangkan kekurangan gizi pada umumnya dapat disebabkan oleh pemberian pakan tambahan yang kurang bermutu.
Tanda-tanda ikan patin siam yang mengalami keracunan dapat dilihat dari tingkah lakunya yang berenang megap-megap di permukaan air. Sedangkan penyakit akibat kekurangan gizi dapat dilihat dari bentuk tubuhnya yang kurus, kepala relatif besar dan gerakannya kurang lincah serta warnanya yang tidak cerah. Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan jika ikan sumatera mengalami keracunan adalah dengan memberikan pakan yang sesuai dengan kebutuhan ikan dan kondisi lingkungan budidaya tetap dalam keadaan normal. Sementara itu, guna mencegah terjadinya kekurangan gizi pada ikan sumatera, maka pakan sebaiknya diberikan dalam jumlah yang cukup dan memiliki kandungan protein yang tinggi serta dilengkapi dengan kandungan vitamin dan mineral.
2. Penyakit infeksi
a. Parasit
Penyakit ikan sumatera (Puntius tetrazona)akibat serangan organisme parasiter adalah penyakit bintik putih (white spot). Penyakit ini terjadi akibat infeksi Ichthyoptirius multifiliis yang tergolong ke dalam hewan parasit.
Parasit ini sering dijumpai hidup berkoloni di lapisan lendir kulit, sirip dan lapisan insang. Karena warnanya putih, maka penyakit ini sering disebut bintik putih. Gejala serangannya dapat dicirikan dengan adanya bintik-bintik putih di bagian tubuh tertentu dan ikan berenang tidak normal. Untuk menanggulangi infeksi ini dapat dilakukan dengan menggunakan formalin yang mengandung Malachite Green Oxalat (MGO) sebanyak 4 gram/liter air. Pencegahan pada ikan patin siam yang berukuran besar dapat dilakukan dengan perendaman selama 24 jam dalam larutan MGO dengan dosis 10 ml/m3 air yang dilakukan seminggu sekali.
b. Bakteri
Penyakit bakteri yang dapat menyerang ikan ikan sumatera (Puntius tetrazona) adalah Aeromonas sp dan Pseudomonas sp. Bakteri ini menyerang bagian perut, dada dan pangkal sirip yang disertai dengan pendarahan. Jika terserang, lendir di tubuh ikan akan berkurang serta tubuh terasa kasar saat diraba. Jika ikan sumatera yang telah terserang cukup parah, maka tindakan yang perlu dilakukan adalah dengan memusnahkan ikan tersebut agar tidak menulari ikan-ikan lainnya.
Sedangkan jika penyakit ikan tersebut belum parah, maka dapat dilakukan pengobatan dengan cara perendaman dalam larutan PK (Kalium Permanganat) dengan dosis 10-20 ppm selama 30-60 menit. Selain itu, cara pengobatan lain yang dapat dilakukan adalah dengan merendam ikan dalam larutan Nitrofuran sebanyak 5-10 ppm selama 12-24 ataupun dalam larutan Oxitetrasiklin sebanyak 5 ppm selama 24 jam. Selain dengan cara perendaman, pengobatan dapat pula dilakukan dengan cara mencampurkan obat-obatan di dalam makanan (pakan) ikan setiap kali konsumsi. Adapun obat-obatan yang dapat digunakan adalah Chloromycetin sebanyak 1-2 gram/kg makanan ikan.
c. Jamur
Selain parasit dan bakteri yang dapat menyebabkan penyakit pada ikan, jamur juga merupakan salah satu mikroorganisme yang dapat mengganggu kesehatan ikan sumatera (Puntius tetrazona). Penyakit ini biasanya terjadi akibat adanya luka yang terdapat pada tubuh ikan. Penyebab luka tersebut kemungkinan terjadi karena penanganan yang kurang baik saat pemanenan dan pengangkutan. Jamur yang biasa menyerang ikan patin siam adalah dari golongan Achlya sp dan Saprolegnia sp. Ciri-ciri ikan sumatera (Puntius tetrazona) yang terserang penyakit jamur adalah adanya luka di bagian tubuh, terutama pada tutup insang, sirip dan bagian punggung. Bagian-bagian tersebut ditumbuhi jamur berupa benang-benang halus seperti kapas berwarna putih hingga kecokelatan.
Pencegahan penyakit akibat jamur dapat dilakukan dengan menjaga kualitas air yang sesuai dengan kebutuhan ikan serta menjaga kondisi tubuh ikan tersebut agar tidak mengalami luka pada bagian tubuh. Jika ikan sumatera (Puntius tetrazona)telah terserang penyakit akibat serangan jamur maka dapat dilakukan perendaman di dalam larutan Malachite Green Oxalat (MGO) dengan dosis 2-3 gram/m3 air selama 30 menit. Agar ikan sumatera (Puntius tetrazona) tersebut benar-benar sembuh, maka pengobatan dapat diulangi sampai tiga hari berturut-turut.

Pemanenan
Menurut Firman Hakim (2010) pemanenan dilakukan setelah benih berumur 60 hari, dilakukan pada sore hari dengan cara menutup saluran inlet dan air kolam disurutkan dengan membuka saluran outlet yang telah dipasang saringan. Benih diangkat menggunakan serokan halus. Benih hasil pemanenan ditampung dalam styrofoam dan dipasang aerator.
Jumlah benih yang dipanen sebanyak 100 ekor (SR 80 %). Kemudian dilakukan penyortiran dengan kriteria benih yang memiliki kualitas baik antara lain sehat, gerakannya lincah, bentuk tubuh tidak cacat, dan memiliki warna tubuh yang cerah. Benih hasil penyortiran yang berkualitas baik dipelihara di kolam sebagai calon induk, sedangkan yang kualitasnya kurang baik ditempatkan di akuarium sebagai koleksi.