Sibolga, 19 April 2012
To My Sweet Heart
In The Hostel nice.
Hmmm…
Aku tak tau kata yang tepat untuk memulainya, aku tertawa sendiri ketika mengetik surat ini. aku jadi merasa aneh, tapi ini sangat berarti.
Malam ini cerah sekali dan aku sedang sendiri. sebenarnya aku sudah lupa bagaimana merangkai surat cinta,.. tiba-tiba terpikirkan olehku untuk menuliskanya untukmu, meskipun hanya menuliskan apa yang kupikirkan, hingga aku mencoba lagi dan mungkin agak berbeda, sebuah kebiasaan yang mungkin dulu sering kita lakukan dan sudah terlupakan; tapi sebenarnya hal-hal sederhana seperti ini akan membuat kita terasa semakin dekat. Ini semua karena aku sangat merindukanmu sayangku.
Disini terasa sepi, meskipun sekitarku terlihat ramai. Di suasana seperti ini Aku ingin bercerita denganmu, menceritakan tentang apa yang ku pikirkan. Aku ingin di sisimu bercerita tentang pergerakan mahasiswa yang mengajariku banyak hal, tentang sisi unik dari hidup ini, atau tentang sahabat-sahabat terbaikku, atau cerita tentang cinta kita, mengungkapkan betapa aku mengharapkanmu..
Aku tak tau mengapa, aku merasa agak melankolik malam ini, aku melihat lampu-lampu kerucut dan arus lalu lintas kota ini dengan warna- warna baru seolah semuanya di terjemahkan dalam kombinasi wajah kemanusiaan. Semuanya terasa mesra tapi kosong, seolah aku merasa diriku yang lepas. Perasaan ku semakin kuat menguasaiku, aku ingin memberikan rasa cinta kepada manusia dan itu hanya untukmu sayangku.
Aku begitu lelah, dilelahkan oleh pemikiran-pemikiran yang mengisi pikiranku : diskusi mahasiswa, penelitian, atau mama yang sedang sakit, juga tentang dirimu, dan yang terlihat disekitarku membuat pikiran tersendiri, rasa iba dan ketidakmampuan seakan menjadi sebuah beban dan aku sangat lelah sekali, di saat seperti ini aku ingin di sisimu sayangku, mendekapmu untuk sejenak melepas penatku,
aku sangat merindukanmu…Terkadang inspirasiku buntu, aku merasa hidup begitu membosankan dan saat itu hanya bayangan wajahmu yang terasa mampu mengusik itu semua, dan aku tak ingin kehilanganmu.
Banyak hal yang masih belum aku mengerti, Aku merindukanmu saat aku sedih, aku merindukanmu saat aku sepi, tapi aku sangat merindukanmu saat aku bahagia, karena untuk saat ini dirimu tak ada disampingku.
Aku sedang membaca puisi “Gie” ketika mengetik surat ini, begitu berkesan dan aku ingin menuliskannya juga untukmu. Hanya kamu yang mampu mengatur hatiku dan mengisinya dengan berbagai kasih. Aku mencintaimu seperti pagi yang selalu menyapaku, tidak berjanji, tapi selalu ada.
Sayang, aku mencintaimu, aku merindukanmu…
Always Love ‘U…
Yun. Da,…
Ada orang yang menghabiskan waktunya ke Mekkah,
Ada orang yang menghabiskan waktunya berjudi di Mirasa
Tapi aku ingin menghabiskan waktu ku di sisi mu... sayangku...
Bicara tentang anjing-anjing kita yang nakal dan lucu
Atau tentang bunga-bunga yang manis di lembah Mandala Wangi
Ada serdadu-serdadu Amerika yang mati kena bom di danau
Ada bayi-bayi yang mati lapar di Biapra
Tapi aku ingin mati di sisi mu...Manis ku...
Setelah kita bosan hidup dan terus bertanya-tanya
Tentang tujuan hidup yang tak satu setan pun tahu
Mari sini sayang ku...
Kalian yang pernah mesra
Yang simpati dan pernah baik pada ku
Tegaklah ke langit luas atau awan yang mendung...
Kita tak pernah menanamkan apa-apa
Kita tak kan pernah kehilangan apa-apa
__________________________________
“Soe Hoek Gie”
Selasa, 11 November 1969
To My Sweet Heart
In The Hostel nice.
Hmmm…
Aku tak tau kata yang tepat untuk memulainya, aku tertawa sendiri ketika mengetik surat ini. aku jadi merasa aneh, tapi ini sangat berarti.
Malam ini cerah sekali dan aku sedang sendiri. sebenarnya aku sudah lupa bagaimana merangkai surat cinta,.. tiba-tiba terpikirkan olehku untuk menuliskanya untukmu, meskipun hanya menuliskan apa yang kupikirkan, hingga aku mencoba lagi dan mungkin agak berbeda, sebuah kebiasaan yang mungkin dulu sering kita lakukan dan sudah terlupakan; tapi sebenarnya hal-hal sederhana seperti ini akan membuat kita terasa semakin dekat. Ini semua karena aku sangat merindukanmu sayangku.
Disini terasa sepi, meskipun sekitarku terlihat ramai. Di suasana seperti ini Aku ingin bercerita denganmu, menceritakan tentang apa yang ku pikirkan. Aku ingin di sisimu bercerita tentang pergerakan mahasiswa yang mengajariku banyak hal, tentang sisi unik dari hidup ini, atau tentang sahabat-sahabat terbaikku, atau cerita tentang cinta kita, mengungkapkan betapa aku mengharapkanmu..
Aku tak tau mengapa, aku merasa agak melankolik malam ini, aku melihat lampu-lampu kerucut dan arus lalu lintas kota ini dengan warna- warna baru seolah semuanya di terjemahkan dalam kombinasi wajah kemanusiaan. Semuanya terasa mesra tapi kosong, seolah aku merasa diriku yang lepas. Perasaan ku semakin kuat menguasaiku, aku ingin memberikan rasa cinta kepada manusia dan itu hanya untukmu sayangku.
Aku begitu lelah, dilelahkan oleh pemikiran-pemikiran yang mengisi pikiranku : diskusi mahasiswa, penelitian, atau mama yang sedang sakit, juga tentang dirimu, dan yang terlihat disekitarku membuat pikiran tersendiri, rasa iba dan ketidakmampuan seakan menjadi sebuah beban dan aku sangat lelah sekali, di saat seperti ini aku ingin di sisimu sayangku, mendekapmu untuk sejenak melepas penatku,
aku sangat merindukanmu…Terkadang inspirasiku buntu, aku merasa hidup begitu membosankan dan saat itu hanya bayangan wajahmu yang terasa mampu mengusik itu semua, dan aku tak ingin kehilanganmu.
Banyak hal yang masih belum aku mengerti, Aku merindukanmu saat aku sedih, aku merindukanmu saat aku sepi, tapi aku sangat merindukanmu saat aku bahagia, karena untuk saat ini dirimu tak ada disampingku.
Aku sedang membaca puisi “Gie” ketika mengetik surat ini, begitu berkesan dan aku ingin menuliskannya juga untukmu. Hanya kamu yang mampu mengatur hatiku dan mengisinya dengan berbagai kasih. Aku mencintaimu seperti pagi yang selalu menyapaku, tidak berjanji, tapi selalu ada.
Sayang, aku mencintaimu, aku merindukanmu…
Always Love ‘U…
Yun. Da,…
Ada orang yang menghabiskan waktunya ke Mekkah,
Ada orang yang menghabiskan waktunya berjudi di Mirasa
Tapi aku ingin menghabiskan waktu ku di sisi mu... sayangku...
Bicara tentang anjing-anjing kita yang nakal dan lucu
Atau tentang bunga-bunga yang manis di lembah Mandala Wangi
Ada serdadu-serdadu Amerika yang mati kena bom di danau
Ada bayi-bayi yang mati lapar di Biapra
Tapi aku ingin mati di sisi mu...Manis ku...
Setelah kita bosan hidup dan terus bertanya-tanya
Tentang tujuan hidup yang tak satu setan pun tahu
Mari sini sayang ku...
Kalian yang pernah mesra
Yang simpati dan pernah baik pada ku
Tegaklah ke langit luas atau awan yang mendung...
Kita tak pernah menanamkan apa-apa
Kita tak kan pernah kehilangan apa-apa
__________________________________
“Soe Hoek Gie”
Selasa, 11 November 1969