PENGUKURAN KUALITAS AIR DI TAMBAK IKAN SUBULUAN TAPANULI TENGAH (Oleh : Yunias Dao)
I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
Air merupakan kebutuhan pokok dalam kegiatan budidaya. Untuk kehidupannya ikan sangat membutuhkan air, namun tidak semua air dapat digunakan untuk pemeliharaan ikan. Ada persyaratan yang harus di penuhi agar ikan dapat hidup dengan baik di dalamnya. Kondisi fisik maupun kimia air harus layak untuk kehidupan ikan.
Bagi biota air, terutama ikan, air berfungsi sebagai medoia bauk internal maupun eksternal. Sebagai media internal air berfungsi sebagai bahan baku untuk reaksi di dalam tubuh, pengangkut bahan makanan ke seluruh tubuh, pengangkut sisa metabolisme untuk dikeluarkan dari dalam tubuh dan pengatur atau penyanggah suhu tubuh. Sementara sebagai media eksternal, air berfungsisebagai habitatnya. Oleh karena itu peran iar sangat penting atau esensial dalam kehidupan biota air maka kualitas dan kuantitasnya pun harus dijaga sesuai dengan kebutuhan ikan.
Sebagai makhluk hidup lainnya, ikan membutuhkan lingkungan yang nyaman agar dapat hidup sehat. Lingkungan hidup ikan adalah air. Bila lingkungan tersebut tidak memenuhi syarat dan tidak cocok, ikan dapat mengalami stres yang akhirnya akan memperpendek hidupnya.
Karateristik fisik dan kimia dari suatu perairan sangat berpengaruh terhadap kehidupan akuatik. Karakteristik tersebut adalah suhu, pH (keasaman), kesadahan (hardness), salinitas, kandungan CO¬¬2 dan kandungan O2 terlarut serta kandungan material beracun termasuk bahan organik seperti amoniak, nitrit, logam berat, maupun kimia sintesis.
Air dapat melarutkan atau mengandung zat-zat, baik zat yabg dibutuhkan maupun zat yang tidak dibutuhkan. Bahkan terkadang seharusnya zat-zat tersebut tidak ada untuk kehidupan ikan. Adapun zat-zat tersebut adalah gas, mineral, material organik, dan anorganik, serta material biologis.
Kualitas air dan pengaruhnya terhadap ikan sangat penting diketahui oleh pembudidaya ikan. Pencegahan penyakit ikan dapat dilakukan dengan memelihara kualitas air supaya tetap stabil sehingga ikan-ikan yang dibudidayakan dapat tumbuh normal. Pengelolaan kualitas air yang kurang akan dapat menyebabkan penurunan kualitas air yang sangat sulit di cegah.
Kualitas air secara umum menunjukan mutu atau kondisi air yang dilakukan dengan suatu kegiatan. Dengan demikian kualitas air dari satu kegiatan ke kegiatan lainnya. Sebagai contoh kualitas air untuk keperluan budidaya berbeda dengan kualitas air utuk kebutuhan minum.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan daripada praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui teknik pengukuran kualitas air
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas air khususnya di dalam tambak ikan.
3. mengetahui hubungan kualitas air dengan ikan yang di pelihara di dalam tambak.
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Zat Yang Terkandung Dalam Air
Air dapat melarutkan atau mengandung zat-zat, baik zat yabg dibutuhkan maupun zat yang tidak dibutuhkan. Bahkan terkadang seharusnya zat-zat tersebut tidak ada untuk kehidupan ikan. Adapun zat-zat tersebut adalah gas, mineral, material organik, dan anorganik, serta material biologis.
Gas yang dapat larut di dalam air ada berbagai macam, yaitu antara lain oksigen (O¬¬2), karbodioksida atau asam arang (CO¬2¬¬¬¬), nitrat (NO3), nitrit (NO2), amoniak (NH3), amonium (NH4), dan asam sulfida (H2S).
Untuk mineral yang umum terdapat dalam air antara lain kalsium (Ca), magnesium (Mg), natrium (Na), kalium (K), besi (Fe), mangan (Mn), alminium (Al), seng (Zn), tembaga (Cu), cobalt (Co), fosfor (P), klor (Cl), flour (F), iodin (I), boron (B), dan silikon (Si). Keberadaan mineral tersebut dalam air dapat sebagai ion maupun molekul kompeks organik maupun anorganik. Mineral=mineral inilah yang nantinya akan berpengaruh akan kekerasan dan keasaman air.
Sebagai material organik di antaranya alah gula, asam, tanin, asam humus, vitamin B dan C, protein serta zat warna tumbuhan. Sementara material anorganik diantaranya adalah tanah liat, lumpur, debu dan sisa makanan. Material anorganik ini dalam air berupa partikel kecil atau koloid terapung yangmenyebabkan air menjadi keruh.
Sementara material biologi dalam air antara lain meliputi plankton, jamur dan bakteri. Dalam budidaya ikan keberadaan material biologi sangat menunjang kelangsungan hidup ikan. Namun demikian, ada juga jenis material biologi yang merugikan bahkamn membahayakan bagi ikan (Lesmana, 2001)
2.2 Parameter Kualitas Air
Sebagai parameter untuk pemeliharaan ikan adalah fisika dan kimia air, karakteristik tersebut sangat mendasar dan sangat berpengaruh pada ikan. Karakteristik tersebut meliputi keasaman (pH), suhu, kekerasan air, salinitas, CO2 terlarut, O2 terlarut, kandungan nitrogen, dan material biologis.
1. Keasaman (pH)
Secara sederhana nilai keasaman (pH) merupakan indikasi atau tanda aur tersebut bersifat asam, basa, atau netral. Keasaman sangat menentukan kualitas air karena sangat menentukan proses kimia dalam air .
Penurunan pH bisa terjadi akibat aktivitas ikan yang memproduksi asam. Pada pH rendah inidaya racun amoniak dan nitrit menjadi lebih tajam. Stres asam yang demikian akan membuat ikan kehilangan keseimbangan. Sebaliknya, kalau pH terlalu tinggi maka amoniak menjadi lebih beracun.
Pada lingkungan yang berubah terlalu asam atau tidak toleransi di bawah 5,5 atau terlau alkali di atas 8,0 maka akan menjadi reaksi dalam tubuh ikan sehingga mempengaruhi perilakunya. Perubahan pH secara mendadak akan menyebabkan ikan meloncat-loncat atau berenang secara cepat dan tampak seperti kekurangan oksigen sehingga mati mendadak. Perubahan pH secara perlahan akan menyebabkan lendir keluar berlebihan, kulit menjadi keputihan dan mudah kena bakteri.
Untuk menurunkan pH yang terlalu tinggi dapat dilakukan dengan penambahan fosfor (phosporic accid). Sementara untuk meningkatkan pH dapat dengan penambahan garam.
2. Suhu
Air mempunyai kapasitas spesifik terhadap panas. Artinya perubahan suhu dapat ditahan dan terjadi relatif lambat. Pada lingkungan darat, fluktuasi suhu harian dapat mencapai perbedaan sampai 15oC. Sementara pada lingkungan perairan fluktuasinya hanya mencapai 3oC - 5oC. Suhu musiman berubah lambat di linkungan perairan sepanjang bulan. Perubahan eksterm dapat terjadi pada badan air yang terbuka dengan curah hujan secara langsung.
Suhu air mempercepat reaksi kimia, baik dalam media luar maupun air (cairan) dalam tubuh ikan. Suhu makin naik maka reaksi kimia akan semakin cepat, sedangkan konsentrasi gas dalam air akan semakin menurun, termasuk oksigen. Akibatnya, ikan akan membuat reaksi toleran atau tidak toleran (sakit sampai kematian).
Ikan merupakan binatang berdrah dingin (Poikilothermal) sehingga metabolisme dalam tubuh tergantung pada suhu lingkungannya termasuk kekebalan tubuhnya. Suhu luar yang berfluktuasi terlalu besar akan berpengaruh pada sistem metabolisme. Konsumsi oksigen dan fisiologi ikan akan mengalami kerusakan sehingga ikan akan sakit. Suhu yang rendah akan mengurangi imunitas (kekebalan tubuh) ikan. Sedangkan suhu tinggi akan mempercepat ikan terkena oinfeksi bakteri. Suhu optimal untuk ikan tropis 22oC – 27oC.
3. Kekerasan Air
Kekerasan air (hardness) disebabkan oleh banyaknya mineral dalam air yang berasal dari batuan dalam tanah, baik dalam bentuk ion maupun dalam bentuk ikatan molekul. Pengukuran tingkat kekerasan air dapatdilakukan dengan penghitungan kadar CaCO¬3 dalam air. Penguuran ini dilakukan secara titrasi di laboratorium, selain itu juga dapat diukur dengan ”Hardness test Kit”, atau terkenal dengan GH Test (General Hardness Test).
4. Karbondioksida
Gas karbondioksida yang juga disebut asam arang (CO¬2). Merupakan hasil buangan oleh semua makhluk hidup melalui proses pernapasan. Karbondioksida ini dalam air dapat berada dalam bentuk CO¬2 bebas terlarut dan karbonat terikat. CO¬2 dari udara masuk ke dalam air melalui difusi, hasil fotosintesis tanaman air dan senyawa yang masuk bersama air hujan.
5. Material Biologi
Material biologi yang umunya terdapat di dalam air media air adalah plankton, jamur dan bakteri. Plankton dalam air adan dua macam yaitu zooplankton dan phitoplankton. Zooplankton yang terdapat dalam lingkungan budidaya umumnya berasal dari kelompok protozoa sedangkan fitoplankton berupa alga, terutama alga hijau, sangat sering tumbuh di kolam yang banyak mendapatkan sinar matahari langsung. Keberadaan fitoplankton dapat diketaahui dengan melihat warna airnya yang hijau.
2.3 Dampak Kualitas Air Yang Tidak Sesuai Terhadap Ikan
Dengan diketahuinya parameter kualitas air untuk budidaya ikan maka pengaruhnya terhadap ikan perlu di perhatikan. Nilai parameter kualitas air optimal yang dibutuhkan setiap jenis ikan tidaklah sama, tergantung asal usul, genetis, dan kemampuan beradaptasi. Itulah sebabnya terkadang suatu nilai kualitas air menjadi tidak baik untuk jenis ikan tertentu, tetapi belum tentu tidak baik untuk jenis ikan lain.
Pengaruh suhu sangat nyata pada dan umumya cepat karena langsung pada metabolisme dalam tubuh ikan. Untuk pH, selain dapat menjadikan ikan stres, dapat juga mempengaruhi reaksi air,media dalam perombakan amoniak, nitrit, dan karbondioksida. Daya racun dari substansi tersebut akan makin meningkat pada kekerasan, pH, dan suhu air yang lebih tinggi.
Dampak lain yang cukup kuat dari pengaruh kualitas air bagi ikan remaja atau dewasa walaupunt idak mematikan adalah terjadinya penurunan kualitas seperti warna ikan yang tidak indah atau buram, sirip tidak mulus (rontok atau pecah-pecah), atau sisik terkelupas. Bila hal ini terjadi maka nilai jual daripada ikan akan rendah dan jika dibirkan akan menyebabkan kematian pada ikan.
III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini di laksanakan pada tanggal Juni 2010, lokasi praktikum di laksanakan di Tambak Ikan Nila (Oreocromis niloticus) Sibuluan Tapanuli Tengah.
3.2 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Sechi disk (untuk mengukur kecerahan)
2. Penggaris
3. Pinset
4. Refraktur (untuk mengukur salinitas)
5. Kertas pH (untuk mengukur keasaman)
6. botol film (wadah untuk mengawetkan biota air yang ditemukan dan juga tempat untuk menyimpan sampel air tambak)
7. Botol kaca (sebagai wadah untuk menyimpan sampel dasar kolam)
8. Alat injeksi (untuk mengambil larutan alkohol)
9. Alkohol (sebagai larutan yang digunakan untuk pengawetan)
10. Aquades (untuk membersihkan peralatan)
11. Alat tulis (untuk mencatat kegiatan praktikum)
12. Alat dokumentasi (alat untuk dokumentasi kegiatan praktikum)
3.3 Hasil Pengamatan
Hasil dari pengamatan yang dilakukan selama pelaksanaan praktikum ini dapat dilihat pada tabel hasil pengamatan di bawah ini.
Tabel 1. Pengamatan Parameter Fisika Air
Parameter yang diamati Hasil Pengamatan
Kecerahan 21,5 cm
Warna air Coklat kehitaman
Tabel 2. Pengamatan Parameter Ekoksistem Kolam
Parameter yang diamati Hasil Pengamatan
Kedalaman 70 cm
Substrat lumpur
Jenis ikan Ikan mas, ikan nila
Tabel 3. Pengamatan Parameter Kimia
Parameter yang diamati Hasil Pengamatan
Waktu Pengukuran Sudut Pinggir Tengah Rata-rata
Jam 10.00 6 6 7 6,3
pH (Keasaman) Jam 12.00 6 5 5 5,3
Jam 14.00 6 6 7 6,3
Jam 16.00 5 6 6 5,6
Tabel 4. Tabel Pengamatan Faktor Biologi
Parameter yang diamati Hasil Pengamatan
Substrat Lumpur
Biota dasar tambak Cacing, keong
3.4 Pembahasan
Sebagai parameter untuk pemeliharaan ikan adalah karateristik fisika dan kimia. Faktor fisika dan kimia ini sangat mendasar dan meliki pengaruh yang sangat besar dalam pemeliharaan ikan. Salah satu dari parameter tersebut adalah keasaman.
Secara sederhana nilai keasaman (pH) merupakan indikasi atau tanda aur tersebut bersifat asam, basa, atau netral. Keasaman sangat menentukan kualitas air karena sangat menentukan proses kimia dalam air. Penurunan pH dapat disebabkan oleh aktivitas ikan yang memproduksi asam. Dari hasil praktikum, tingkat keasaman yang diamati (6,3; 5,3; 6,3; dan 5,6) masih dapat ditoleransi oleh ikan untuk berkembang.
Kecerahan 21,5 cm dari kedalaman 70 cm dapat ditoleransi ikan di tambak tersebut untuk berkembang, disamping itu mengingat habitat ikan nila yang terbiasa hidup di perairan air tawar dengan kondisi perairan yang tingkat kecerahannya mencapai 10 cm. Kecerahan tersebut juga mempunyai hubungan dengan dasar tambak/substrat (lumpur) dimana gerakan/aktivitas ikan akan membuat dasar dan perairan tambak menjadi keruh. Kekeruhan tersebut bisa berubah warna air menjadi coklat kehitaman.
Dari uraian tersebut di atas tampak bahwa sebenarnya parameter kualitas air sangat kompleks, saling berhubungan dan saling mempengaruhi vitalitas ikan. Bila salah satu parameter tidak optimal maka hal ini akan dapat memicu parameter lainnya ke arah negatif sehingga menimbulkan kesulitan yang lebih berat bagi ikan.
IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Air merupakan kebutuhan pokok dalam kegiatan budidaya. Untuk kehidupannya ikan sangat membutuhkan air, namun tidak semua air dapat digunakan untuk pemeliharaan ikan. Ada persyaratan yang harus di penuhi agar ikan dapat hidup dengan baik di dalamnya. Kondisi fisik maupun kimia air harus layak untuk kehidupan ikan.
Dari uraian tersebut di atas tampak bahwa sebenarnya parameter kualitas air sangat kompleks, saling berhubungan dan saling mempengaruhi vitalitas ikan. Bila salah satu parameter tidak optimal maka hal ini akan dapat memicu parameter lainnya ke arah negatif sehingga menimbulkan kesulitan yang lebih berat bagi ikan.
Sebagai parameter untuk pemeliharaan ikan adalah fisika dan kimia air, karakteristik tersebut sangat mendasar dan sangat berpengaruh pada ikan. Karakteristik tersebut meliputi keasaman (pH), suhu, kekerasan air, salinitas, CO2 terlarut, O2 terlarut, kandungan nitrogen, dan material biologis.
Sebagai parameter untuk pemeliharaan ikan adalah karateristik fisika dan kimia. Faktor fisika dan kimia ini sangat mendasar dan meliki pengaruh yang sangat besar dalam pemeliharaan ikan. Salah satu dari parameter tersebut adalah keasaman.
4.2 Saran
Dari kesimpulan di atas dalam kegiatan praktikum ini disarankan:
1. Dalam pengukuran kualitas air dalam tambak harus digunakan peralatan pengukuran yang lengkap dan sesuai
2. Kualitas air suatu tambak ikan harus diketahui kualitas airnya dan dilakukan pengolahan jika perlu.
3. Kualitas air dalam kolam budidaya harus disesuaikan dengan jenis ikan yang akan dipelihara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar